Quantcast
Channel: Internasional – Ngaji Yuk!
Viewing all 45 articles
Browse latest View live

Fatwa Majlis Ulama Malaysia: ISIS Adalah Khawarij yang Berasal dari Gerakan Salafi Jihadi di Irak

$
0
0

Pada 13 November 2015 lalu, dunia dikejutkan dengan ledakan bom yang terjadi di dekat stadion olahraga utama di Perancis, dan serangan pria bersenjata di dalam ruang konser Bataclan serta beberapa lokasi berbeda sekitar kota Paris yang mengakibatkan sedikitnya 150 orang tewas. Angka korban belum termasuk delapan anggota militan yang ikut mati, di mana semuanya telah memasang bahan peledak pada tubuh masing-masing. Ini menunjukan bahwa mereka sudah merencanakan untuk mati sangit dalam aksi bom bunuh diri. Kelompok militan Islamic State of Iraq and Syria yang lebih dikenal sebagai ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan Paris tersebut. ISIS dalam bahasa Arab dikenal sebagai Daish, singkatan untuk ad-Dawlah al-Islamiyah fil-Irak wa-sh-Sham.

Kemudian beberapa waktu lalu, tepatnya pada 14 Januari 2016, kembali ledakan dan serangkaian tembakan terjadi di Kawasan Sarinah Jakarta, yang membunuh setidaknya 6 orang termasuk 3 anggota kepolisian Republik Indonesia. Pemerintah RI menduga kejadian ini ada kaitan dengan kelompok teroris ISIS yang diotaki teroris Bahrun Naim.

Menyikapi aksi radikal dan kekerasan yang terjadi di Jakarta, Kepala Polis Johor Malaysia membuat pernyataan media berkenaan peringatan keamanan tingkat tertinggi serta meningkatkan keamanan di seluruh wilayah Johor terutama di area publik seperti pusat perbelanjaan, pusat hiburan dan pintu keluar masuk negara seperti Kompleks Bea Cukai dan Imigrasi di Tuas, Dermaga Pasir Gudang serta Bandara Internasional Senai.

Setelah peringatan itu, Tim Polis Diraja Malaysia (PDRM) pun berhasil menangkap seorang pria yang diduga terlibat dalam kegiatan militan ISIS di stasiun LRT Jelatek, Ampang, pada 16 Januari 2016. Pria tersebut ditahan bersama senjata dan juga dokumen terkait ISIS. Berkat aksi cepat dan sigap PDRM khususnya bagian intelijen Cabang Khusus Anti Teroris (E8) Bukit Aman, Malaysia berhasil mencegah terjadinya tragedi yang mungkin mengakibatkan kehilangan banyak nyawa. Kejadian ini membuktikan bahwa selain Indonesia, Malaysia juga menjadi sasaran teroris ISIS. Bahkan, sudah ada warga Malaysia yang terlibat bergabung dengan kelompok militan ISIS ini.

Sebenarnya pemerintah Diraja Malaysia telah mengeluarkan fatwa terkait ISIS. Dalam Mudzakarah Jawatankuasa Fatwa Majlis Kebangsaan ke-106 yang diadakan pada 21-22 Oktober 2014 telah dibahas perihal masalah umat Islam Malaysia yang tergabung dengan ISIS. Mudzakarah itu menghasilkan beberapa poin keputusan, diantaranya menyatakan bahwa teroris ISIS berasal dari gerakan Salafi Jihadi yang merupakan gabungan dari militan Salafi Ansar al-Islam, militan Salafi Jamaah al-Tawhid wa al-Jihad, dan militan Salafi al-Qaeda. Mudzakarah itu juga menyebutkan ISIS sebagai kelompok Khawarij di zaman modern, yang bertentangan dengan Islam, dan tidak tergolong jihad.

Dan berikut Fatwa Majlis Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Ugama Islam Malaysia Kali Ke-106 selengkapnya:

1. Setelah meneliti laporan penelitian yang telah disahkan oleh Panel Pakar Akidah JAKIM dan kertas kerja yang disediakan serta meneliti fakta-fakta, argumen dan pandangan yang dikemukakan, Mudzakarah menemukan bahwa:

a) Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) atau Islamic State of Iraq and Levant (ISIl) merupakan rentetan dari gerakan Salafi Jihadi di Irak yang pada awalnya terdiri dari tiga organisasi jihad yang berbeda, yaitu Ansar al-Islam yang terdiri dari kelompok Salafi Jihadi warga Irak yang membentuk daerah ‘pemerintahan Islam’ mereka yang tersendiri dan mengamalkan kehidupan Islami ortodoks dan radikal; kelompok Mujahidin yang berasal dari Yordania di Irak yang menyatakan diri mereka sebagai ‘Jamaah al-Tawhid wa al-Jihad’ di bawah pimpinan Abu Mus’ab al-Zarqawi yang bermigrasi ke Irak untuk melancarkan jihad memerangi pendudukan tentara Amerika Serikat atas bumi Irak; dan “mujahidin” al-Qaeda yang bermigrasi dari Afghanistan, akibat serangan Amerika Serikat ke atas bumi Afghanistan setelah peristiwa 11 September.

b) Kebanyakan para ulama Ahli Sunnah Wal Jamaah di seluruh dunia telah mengingatkan umat Islam agar tidak terpengaruh dengan kelompok ISIS atau ISIL ini karena ideologi kekerasan dan sikap mereka yang mengkafirkan orang yang tidak sehaluan dengan mereka dan menghalalkan darah mereka. Mereka membunuh orang tidak berdosa dan memperlakukan golongan Kristen dan Yazidi dengan penuh kezaliman. Para Ulama Ahli Sunnah di seluruh dunia melabeli ISIS atau ISIL ini sebagai Khawarij di zaman modern dan Jumhur Ulama Ahli Sunnah bersepakat tentang kesesatan dan juga penyimpangan golongan ini dan memperingatkan umat Islam agar tidak terpedaya dengan segala propaganda ISIS atau ISIL.

2. Sehubungan itu, berdasarkan fakta-fakta yang telah disampaikan dan sesuai dengan nash-nash syara’, Mudzakarah berpandangan bahwa kecenderungan dan gairah umat Islam untuk berjihad atas nama ISIS atau ISIL di bumi Suriah adalah bersumber dari kekeliruan dalam memahami konsep jihad dan mati syahid yang sebenarnya menurut Hukum Syara’. Seruan jihad dan mati syahid yang dipegang oleh mereka adalah bertentangan dengan Islam dan dapat membawa kepada kekufuran karena mereka menghalalkan darah sesama umat Islam.

3. Jadi, Mudzakarah menegaskan bahwa tindakan umat Islam dari Malaysia yang telah ataupun yang ingin berjuang atas nama jihad di bumi Suriah untuk mendukung golongan ISIS atau ISIL adalah sia-sia karena perjuangan mereka tidak tergolong sebagai jihad dan kematian mereka juga tidak dikategorikan sebagai syahid menurut kerangka Hukum Syara’.

4. Mudzakarah menyarankan seluruh umat Islam di Malaysia agar menginsafi diri dan tidak mudah terpengaruh atau terjebak dengan kekerasan dan propaganda perjuangan kelompok ISIS atau ISIL ini.

(Dikutip dengan perubahan dari Johari Yap, Ketua Asosiasi Cina Muslim Malaysia (MACMA) Cawangan Kelantan Malaysia dalam tulisannya “Keganasan Bukan Jihad” (MalaysiaDigest). Untuk fatwa ulama Malaysia terkait ISIS dapat ditemukan dalam website Portal Rasmi Fatwa Malaysia di alamat: http://www.e-fatwa.gov.my/fatwa-kebangsaan/isu-umat-islam-malaysia-yang-berjuang-atas-nama-isis-0)


Bahas Solusi Ummat, Buya Yahya Paparkan Sikap Moderat, Kiai Said Aqil Dengan Islam Nusantaranya

$
0
0

Pada Ahad 24 Januari 2016, bertempat di Gedung Sekretariat Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan, dilaksanakan seminar sehari dengan tema “Solusi Dinamika Islam Kekinian Di Indonesia dan Dunia”. Hadir sebagai narasumber pembicara tingkat nasional dan internasional, yaitu 1. KH. Said Aqil Siraj (Ketua Umum PBNU), 2. KH. Yahya Zainul Ma’arif/ Buya Yahya (Pengasuh PP. Al-Bahjah, Cirebon), dan 3. Habib Abu Bakar al-Adni bin Ali Al-Masyhur (ulama’ terkemuka Timur Tengah, Yaman). Seminar berlevel internasional yang dihadiri oleh Pengasuh Pondok Pesntren se Jawa-Madura ini, merupakan sebuah respon positif atas perbagai pemasalahan yang tengah dihadapi umat Islam saat ini.

“Sebagaimana kita tahu bahwa umat Islam sa’at ini tengah dihadapkan pada perbagai dinamika pemikiran bahkan perang pemikiran baik yang berkembang di masyarakat awam atau pun isu nasional dengan munculya istilah “Islam Nusantara” yang menjadi tema Muktamar NU ke 33 di Jombang beberapa waktu lalu. Sehingga kiranya pertemuan semacam ini bisa menjadi klarifikasi dari berbagai informasi negatif yang sampai di tengah-tengah masyarakat”, ungkap Ahmd Dairobi, di dalam pengantarnya selaku moderator, yang banyak menjlentrehkan pemikiran-pemikiran ketiga nara sumber untuk memberi pemahaman kepada segenap para peserta.

Banyak tokoh ulama yang hadir pada acara seminar tersebut, antara lain; Pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri, KH. Ahmad Nawawi Abd Djalil, KH. Kafabihi Mahrus, Lirboyo Kediri, KH. Abdul Adzim Cholili, Bangkalan, KH. Muhammad Subadar, Besuk, Habib Taufiq Assegaf, dan lain-lain.

Di dalam penyampaiannya, Buya Yahya yang diberi kesempatan pertama kali menuturkan, bahwa untuk menjadi orang yang moderat (tasamuh) ataupun mencapai sebuah kedamaian dengan sebuah golongan tidak harus membenarkan kesesatan golongan tersebut karena sesungguhnya dengan menyalahkan ajarannya bukan berarti harus angkat senjata ataupun berperang dengan golongan tersebut.

“Artinya kalau memang salah tetap kita katakan salah tapi kita tidak boleh mendzolimi mereka sebagaimana perilaku Nabi Muhammad pada orang-orang yang tidak mengikuti ajarannya, kata kuncinya adalah kebenaran berada di atas kedamaian”, tegas Pegasuh Majelis Al Bahjah Cirebon itu, disambut anggukan kepala para hadirin

Sementara itu, KH Sa’id Aqil Siraj yang didaulat sebagai narasumber berikutnya, banyak berbicara mengenai paham-paham radikal yang mengancam eksestensi umat Islam Ahlusunah Wal Jamaah. Sebagai penggagas Islam Nusantara, beliau juga menyampaikan beberapa hal yang berkaitan dengannya.

“Sebenarnya Islam Nusantara ini adalah tipologi ataupun ciri khas umat Islam yang berkembang di nusantra seperti tradisi peringatan maulidun nabi atau pun yang lain di mana nilai-nilai Islam atau pun tradisi-tradisi ini tidak ditemukan di Negara lain bahkan Arab”, tutur Kang Said, sapaan akrab beliau.

Kang Said juga menuturkan kehebatan ulama pendiri Nahdlatul Ulama yang berhasil membangun agama dan negara menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan.

“Di sini lah kehebatan ulama’ pendiri Nahdlatul Ulama’ KH. Hasyim Asy’ari, beliau menempatkan bahwa hubbul watan minal iman, kita tidak mungkin bisa berjuang kalau hanya menjadikan agama sebagai satu-satunya pegangan tapi Negara sebagai tempat berpijak juga tidak kalah penting sehingga hubungan keduanya agama dan Negara menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan”, papar Guru Besar Profesor Ilmu Tasawuf Fakultas Ushuludin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya.

Pada saat sesi dialog tanya jawab, Ketua Umum Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil berkesemptan untuk memberi tanggapan tentang perkembangan Islam Liberal yang oleh Kiai Said Aqil Siradj akan diberangus sebagaimana komitmen beliau pada saat Muktamar ke-33 di Jombang. Kemudian sesi yang sama, KH. Muhibbul Aman Aly menyatakan salah satu peserta seminar ada yang menanyakan perihal proses pemilihan dalam Muktamar NU. Dengan sigap, Habib Taufiq bin Abdul Qadir Assegaf langsung memutus dan menyatakan terpilihnya Kiai Said Aqil adalah kenyataan yang harus diterima dan tidak boleh ada upaya untuk menjatuhkannya.

“Kyai Said hadir sampai akhir acara. Pada waktu sesi tanya jawab, ada salah satu peserta yang mengungkit tentang proses pemilihan dalam muktamar. Habib Taufiq Assegaf langsung memutus dan menyatakan bahwa terpilihnya Kiai Said Aqil adalah kenyataan yang harus diterima dan tidak boleh ada upaya untuk menjatuhkannya. Namun sebagai muslim, kita wajib mengingatkan dengan santun jika ada yang keliru sebagai tanggung jawab ulama, mumpung masih ada kiyai sepuh”, ungkap KH Muhibbul Aman Aly yang akrab disapa Gus Muhib, alumni Pondok Pesantren Lirboyo Kediri.

Diharapkan pertemuan para ulama ahlussunnah wal jamaah ini dapat semakin memperkuat dan memperkokoh kekuatan Islam yang bersatu padu guna menuntaskan dan memberikan solusi terbaik atas berbagai persoalan yang sedang dihadapi umat Islam dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya. Tidak hanya sekedar seremonial di atas panggung tapi dapat diwujudkan dalam kehidupan nyata dalam bingkai naungan Islam Ahlussunnah wal Jama’ah yang rahmatan lil ‘alamin.

(ppsmch.net/ ppm aswaja)

Serukan Perdamaian Dunia, Grand Syaikh Al-Azhar Ahmad Thayyeb Tiba di Jakarta

$
0
0
Grand Syaikh Al-Azhar Ahmad Thayyeb Tiba di Jakarta
Grand Syaikh Al-Azhar Ahmad Thayyeb Tiba di Jakarta (21/02/2016) dan Disambut oleh Menag Lukman Hakim Saifuddin/kemenag.go.id.

Pemimpin tertinggi Institusi al-Azhar, Kairo, Mesir, Grand Syaikh Al-Azhar Ahmad Thayyeb, bersama rombongan tiba di Jakarta, Ahad (21/02/2016) malam.

Dalam kunjungan bersejarahnya ke Tanah Air selama kurang lebih enam hari ini, sosok yang pernah menjabat rektor Universitas al-Azhar dari 2003-2010 tersebut, didampingi oleh delagasi khusus al-Azhar yang terdiri dari Prof Mahmud Hamdi Zaqzuq, mantan menteri wakaf Mesir, Anggota Dewan Penasihat al-Azhar Syekh Muhammad Abd as-Salam, Dekan Fakultas Ushuluddin Al-Azhar Prf Abd al-Fattah al-Awari, dan Sekjen Majelis Hukama al-Muslimin Prof Dr Ali an-Nu’ami.

Rombongan yang tiba dengan pesawat khusus dan mendarat di Halim Perdana Kusama itu, disambut oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Ketua Umum Ikatan Alumni al-Azhar Indonesia (IAAI) Prof Quraisy Shihab, dan sejumlah duta besar negara sahabat.

Sekjen IAAI, Muchlis Hanafi mengatakan kedatangan Syekh al-Azhar Indonesia membawa misi besar, yaitu menyebarkan perdamaian dan moderasi Islam dari Indonesia kepada dunia. “Grand Syekh al-Azhar akan menyampaikan pidato perdamaian dan kemanusiaan untuk dunia,” katanya sebagaimana dilansir Republika Senin (22/02/2016).

Muchlis yang juga Pelaksana Tugas Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al Quran (LPMA) itu mengatakan, kunjungan ini sangat penting untuk mempererat hubungan antara kedua negara, terutama di bidang pendidikan, kebudayaan, dan dakwah keagamaan. Kunjungan Grand Syekh Al Azhar ini juga penting untuk mempererat hubungan antara masyarakat muslim Indonesia dengan Al-Azhar.

Menurut Muchlis, Syekh ath-Thayyeb dikenal sebagai ulama moderat dan selalu menyerukan ukhuwah (persatuan), dan tegas mengkritik Zionis. Di antara sikap dan pandangan keagamaannya adalah membela Khazanah Pemikiran Turats (Kitab Kuning). Syekh Ath-Thayyeb selalu menekankan misinya untuk melestarikan dan menyebarkan buku-buku turats (klasik). “Dalam banyak kesempatan, beliau sering mengungkapkan keprihatinannya atas apa yang terjadi di al-Azhar dan universitas-universitas Islam lain, yaitu: digantikannya buku-buku turats dengan buku diktat dari dosen,” kata Muchlis.

Syekh ath-Thayyeb juga dikenal mendukung Mazhab Asy’ari. Dikatakan Muchlis, sebagai pribadi dan orang Azhar, Syekh ath-Thayyeb selalu menganjurkan Mazhab Asy’ariyyah dalam akidah, karena menurutnya, paling pas dalam memadukan antara akal dan wahyu. Selain itu, Mazhab Asya’riyyah juga paling hati-hati dalam mengkafirkan orang lain. “(Syekh Thayyeb berpandangan) maraknya fenomena pengafiran yang terjadi di kalangan tertentu umat Islam, selain karena penindasan penguasa, juga dihidupkannya kembali pemikiran-pemikiran khawarij yang sebenarnya sudah hilang ditelan sejarah,” tutur Muchlis.

Agenda Grand Syaikh Al-Azhar Ahmad Thayyeb

Selama berada di Indonesia, ulama ahlussunnah wal jama’ah yang pernah menjabat sebagai mufti negara Mesir itu akan menghadiri serangkaian acara. Pagi ini, Senin (22/02/2016) bersama rombongan, Grand Syaikh akan bertemu diterima oleh Presiden Joko Widodo, Wapres Jusuf Kalla, dan berdialog dengan Majelis Ulama Indonesia. Dan Selasa (23/02/2016), Syekh al-Azhar akan menyampaikan pidato di hadapan ratusan alumni al-Azhar dari berbagai daerah di Auditoriom Harun Nasution, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Selain UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Grand Syekh Al Azhar juga dijadwalkan akan meninjau Pusat Studi Al-Quran (PSQ) pimpinan Prof. Dr. Quraish Shihab yang juga menjadi perwakilan Indonesia di Majelis Hukama Al-Muslimin dan meninjau Masjid Al Azhar. Selain itu, beliau juga akan menerima penganugerahan gelar doktor kehormatan dari UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang. “Penganugerahan ini akan diberikan dalam sidang senat terbuka pada Rabu (24/02/2016) yang dijadwalkan akan dihadiri juga oleh Menag Lukman di Aula UIN Malang,” jelas Muchlis.

Mengakhiri kunjungannya di Indonesia, Grand Syekh dijadwalkan berkunjung ke Ponorogo untuk mengadakan pertemuan dengan keluarga besar pondok modern Darussalam Gontor, sekaligus pembukaan perayaan 90 tahun pondok tersebut. Selain memberikan sambutan, Syekh Ahmad Ath-Thayeb juga akan meresmikan gedung Pascasarjana Universitas Darussalam Gontor. “Grand Syekh beserta rombongan dijadwalkan akan kembali ke Mesir pada Jumat pagi,” tutur Muchlis.

PIDATO

Jangan Lewatkan Peristiwa bersejarah:

PIDATO “KEMANUSIAAN DAN PERDAMAIAN DUNIA” OLEH GRAND SYAIKH AL AZHAR, PROF. DR. AHMAD MUHAMMAD ATH- THAYYEB, DAN KUNJUNGAN MAJELIS HUKAMA’ AL MUSLIMIN INDONESIA.

Insya Allah akan diadakan pada:

  • Hari/Tgl: Selasa, 23 Februari 2016
  • Waktu: Jam 09.00 – selesai
  • Tempat: Auditorium Harun Nasution UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Acara ini dirangkai dengan Multaqa III & Sarasehan Nasional Ikatan Alumni Al-Azhar Internasional (IAAI) Indonesia, serta dimeriahkan bazar buku, makanan khas mesir, info pendidikan Al-Azhar, dll.

Ttd.
IAAI Indonesia.
“Moderasi Islam untuk Perdamaian Dunia”

GRATIS

(IAAI Indonesia/republika/mmn)

The post Serukan Perdamaian Dunia, Grand Syaikh Al-Azhar Ahmad Thayyeb Tiba di Jakarta appeared first on Ngaji Yuk!.

Inilah Agenda Grand Syaikh Al-Azhar Ahmad Thayyeb Selama 6 Hari di Indonesia

$
0
0

Grand Syekh Al-Azhar Prof. Dr. Syekh Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb bersama Majelis Hukama Al Muslimin dijadwalkan akan berada di Indonesia selama enam hari guna menghadiri serangkaian acara.

Presiden Jokowi MenerimKedatangan Grand Syaikh Al Azhar di Istana Negara - 22 Feb 2016
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menerima kedatangan Grand Syaikh Al-Azhar Prof Dr Syaikh Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb beserta Majelis Hukama di Istana Negara, Senin (22/01) sebagaimana dikutip dari laman kemenag.go.id.

Hari Pertama, Grand Syekh datang bersama Majelis Hukama Al Muslimin, sebuah organisasi internasional independen, yang saat ini diketuai olehnya. Rombongan tiba di Bandara Halim Perdanakusuma Ahad (21/2/2016) malam dan disambut oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Sekjen Ikatan Alumni Al Azhar Indonesia (IAAI) Muchlis M Hanafi.

Hari Kedua, Grand Syekh beserta rombongan dijadwalkan bertemu sejumlah pihak, antara lain: Presiden Joko Widodo di Istana Negara dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Grand Syekh juga akan mengadakan pertemuan dengan Mejalis Hukama Al Muslimin di Hotel Grand Hyatt.

Hari Ketiga, Grand Syekh akan memberikan kuliah umum dan pertemuan dengan para alumni Al Azhar di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Grand Syekh akan menyampaikan pidato perdamaian dan kemanusiaan untuk dunia.

Baca juga: Serukan Perdamaian Dunia, Grand Syaikh Al-Azhar Ahmad Thayyeb Tiba di Jakarta.

Dari UIN, Grand Syekh akan meninjau Pusat Studi Al-Quran pimpinan Prof Dr Quraish Shihab yang juga menjadi perwakilan Indonesia di Majelis Hukama Al-Muslimin. Setelah itu, ke Masjid Al-Azhar. Malam harinya, Grand Syekh bertemu dengan Wakil Presiden di Istana Wapres.

Hari Keempat, Grand Syekh Al-Azhar dijadwalkan akan menerima penganugerahan gelar doktor kehormatan dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Penganugerahan ini akan diberikan dalam sidang senat terbuka pada Rabu (24/02/2016) Aula UIN Malang.

Hari Kelima, Grand Syekh dijadwalkan menuju Ponorogo untuk mengadakan pertemuan dengan keluarga besar Pondok Modern Darussalam Gontor, sekaligus pembukaan perayaan 90 tahun Pondok Gontor. Selain memberikan sambutan, Syekh Ahmad Ath-Thayeb juga akan meresmikan gedung Pascasarjana Universitas Darussalam Gontor.

Hari Keenam, Grand Syekh beserta rombongan dijadwalkan akan kembali ke Mesir pada Jumat pagi. (majalah gontor)

The post Inilah Agenda Grand Syaikh Al-Azhar Ahmad Thayyeb Selama 6 Hari di Indonesia appeared first on Ngaji Yuk!.

Syaikh Taufiq Ramadhan Al-Buthi Akan Pimpin Haul Ayahandanya di Indonesia

$
0
0
Dubes RI untuk Suriah bertemu Syaikh Taufiq Ramadhan Al-Buthi di KBRI Damaskus
Dubes RI untuk Suriah Drs. Djoko Harjanto, MA bertemu Ketua Persatuan Ulama Syam Syaikh Dr. Taufiq Ramadhan Al-Buthi di Kantor KBRI Damaskus, Kamis (25/02/2016). Foto: KBRI Damaskus.

Dubes RI untuk Suriah Drs. Djoko Harjanto, MA dan Ketua Persatuan Ulama Syam Syaikh Dr. Taufiq Ramadhan Al-Buthi dipastikan akan menghadiri Silaturahim Nasional Ikatan Alumni Syam Indonesia (Al-Syami) ke-5 di Yogyakarta pada 5-6 Maret 2016 mendatang. Hal ini terungkap pada pertemuan antara Dubes Djoko dan Syaikh Dr. Taufiq Ramadhan Al-Buthi pada Kamis (25/02/2016) di KBRI Damaskus.

Baca juga:

Silaturahim Nasional Ikatan Alumni Syam Indonesia ke-5 diadakan sebagai bentuk kegelisahan para alumni Suriah atas konflik berkepanjangan yang melanda Negeri Syam ini.

Direncanakan pada acara ini para alumni akan meneguhkan posisi untuk peran strategis alumni Syam terhadap konflik di Suriah. Selain itu juga, akan diadakan doa untuk haul syahid para ulama Syam, seperti Asy-Syahid Syaikh Dr. Said Ramadhan al-Buthi rahimahullah dan Syaikh Dr. Wahbah Zuhaily rahimahullah yang dipimpin langsung oleh Syaikh Dr. Taufiq Ramadhan Al-Buthi.

Dubes Djoko menyambut baik rencana kedatangan Syaikh Dr. Taufiq ke Indonesia. “Saya senang Dr. Taufiq berkenan datang kembali ke Indonesia. Semoga kehadiran Dr. Taufiq juga dapat menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di Suriah sehingga publik Indonesia tidak terhasut oleh isu sektarian,” pinta Dubes Djoko.

Pada pertemuan penuh keakraban tersebut, Syaikh Dr. Taufiq menyampaikan pesan dari Presiden Suriah Bashar al-Assad kepada Dubes Djoko dan berterima kasih atas sikap politik Indonesia yang konsisten mendukung solusi politik bagi konflik di Suriah. Selain itu, Syaikh Dr. Taufiq juga berjanji akan terus mengurusi para pelajar Indonesia agar mendapatkan izin tinggal dan pembukaan kembali akses para pelajar dari Indonesia ke lembaga pendidikan di Suriah.

“Pemerintah Suriah berencana membuka kembali akses bagi para pelajar asing hanya dari dua negara, yaitu Indonesia dan Russia untuk belajar di Universitas Damaskus, Mahad Syam Ali, dan Mahad Dauly,” ujar Syaikh Dr. Taufiq Ramadhan Al-Buthi.

Menanggapi hal tersebut, Dubes Djoko menegaskan bahwa sikap politik Indonesia terhadap konflik Suriah adalah mendukung solusi politik dan penyelesaian damai.

“Sikap konsisten Indonesia ini adalah abadi dan tidak akan berubah-ubah. Solusi politik bagi konflik Suriah adalah suatu keharusan. Tidak ada peperangan yang berakhir tanpa perundingan politik,” tegas Dubes Djoko.

Dubes Djoko juga menyampaikan bahwa isu pelajar Indonesia di Suriah adalah isu yang sangat penting. “Tidak hanya hubungan antarpemerintah, tetapi juga hubungan people-to-people harus kita mantapkan terus antara Indonesia dan Suriah,” kata Dubes Djoko menyambut baik rencana pembukaan kembali pelajar Indonesia ke Suriah.

Syaikh Dr. Taufiq Ramadhan al-Buthi merupakan Ketua Persatuan Ulama Syam yang keanggotaannya meliputi ulama di Suriah, Lebanon, Jordan, dan Palestina. Beliau adalah putra ulama ahlussunnah wal jamaah terkemuka dunia, Asy-Syahid Syaikh Dr. Said Ramadan Al-Buthi, yang wafat akibat serangan bom bunuh diri ketika mengisi pengajian di Masjid Al-Iman Damaskus pada 21 Maret 2013 silam.

Terkait:

Syaikh Dr. Taufiq Ramadhan Al-Buthi terakhir berkunjung ke Indonesia pada saat menghadiri Konferensi ke-4 International Conference of Islamic Scholars (ICIS) di UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, Jawa Timur pada Desember 2015 lalu .

Silaturahim Nasional Ikatan Alumni Syam Indonesia (Al-Syami) ke-5 di Yogyakarta pada 5-6 Maret 2016
Silaturahim Nasional Ikatan Alumni Syam Indonesia (Al-Syami) ke-5 di Yogyakarta pada 5-6 Maret 2016

Sumber: Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Damaskus Suriah (KBRI Damaskus).

The post Syaikh Taufiq Ramadhan Al-Buthi Akan Pimpin Haul Ayahandanya di Indonesia appeared first on Ngaji Yuk!.

Testimoni Mantan Anggota Jamaah Islamiyah Tentang Grand Syaikh Al-Azhar

$
0
0
Testimoni Mantan Anggota Jamaah Islamiyah Tentang Grand Syaikh Al-Azhar
Grand Syaikh Al-Azhar Ahmad Thayyeb

Saya telah mencari dalam catatan sejarah Al-Azhar, dan tidak menemukan seorang pun yang lebih sabar dari Grand Syaikh sekarang ini. Beliau telah dihina dan dicaci oleh para kader IM lebih dari setahun di media-media yang mereka miliki dan akun-akun Facebook mereka, serta di tempat-tempat lainnya yang dapat mereka gunakan untuk menghina beliau. Namun, beliau sama sekali tidak pernah membalas hal itu dengan cacian serupa kepada seorang pun dari para tokoh mereka, dan tidak pernah menyebut buruk kelompok mereka. Jika beliau mau maka tentu saja hal itu akan membuat geger dunia.
.
Prof. Dr. Ahmad Thayyib menjabat sebagai Grand Syaikh di waktu yang sangat sulit. Sejumlah pihak berbuat buruk kepada beliau pasca Revolusi 25 Januari, namun beliau tetap memilih sabar dan diam. Kemudian datanglah Revolusi 30 Juni dan beliau pun kembali dihina dan dicaci, namun beliau tetap memilih sabar dan diam. Bahkan cacian dan hinaan itu ditulis di dinding-dinding universitas yang beliau pimpin. Namun lagi-lagi, beliau tidak membalasnya dengan perkataan yang mengeluarkannya dari sikap sabarnya. Ketika para pelajar Al-Azhar mulai melakukan pengerusakan terhadap aset-aset kampus, melempar bom Molotov dan melakukan aksi mogok belajar, beliau mulai menasihati mereka berkali-kali. Dan beliau pun memperingatkan bahwa jika mereka tetap melakukan aksi-aksi anarkis itu polisi akan turun tangan, dan beliau tidak menginginkan hal itu terjadi karena tidak ingin terjadi apa-apa pada diri mereka.
.
Dr. Ahmad Thayyib adalah Grand Syaikh Al-Azhar pertama yang tidak mengambil gaji bulanannya, meskipun kehidupan beliau sangat sederhana. Padahal gaji beliau sebesar gaji wakil perdana menteri. Bahkan beliau juga menolak untuk menerima uang tunjangan jabatan, demi hanya mendapatkan pahala di sisi Allah.

Baca juga: Grand Syaikh Al-Azhar Ahmad Thayyeb, Inilah Biografinya.
.
Dr. Ahmad Thayyib tidak pernah menggunakan mobil fasilitas dari negara maupun Al-Azhar Beliau hanya menggunakan mobil Peugeot 505 miliknya, keluaran tahun 60-an yang sudah sering masuk bengkel.
.
Saya ingin mengatakan kepada siapapun yang mencaci Dr. Ahmad Thayyib, datangkan kepadaku satu orang dari kalian yang dapat mengorbankan semua gajinya dalam setahun, atau tidak mengambil tunjangan atau imbalan materi semisalnya. Saya menantang seorang dari mereka untuk mengikuti beliau dalam kezuhudannya selama satu tahun saja!
.
Oleh: Dr. Najih Ibrahim, Mantan Anggota Jamaah Islamiyah.

The post Testimoni Mantan Anggota Jamaah Islamiyah Tentang Grand Syaikh Al-Azhar appeared first on Ngaji Yuk!.

Seminar Internasional Bersama Syaikh Taufiq Ramadhan Al-Buthi di Surabaya

$
0
0
Dubes RI untuk Suriah bertemu Syaikh Taufiq Ramadhan Al-Buthi di KBRI Damaskus
Dubes RI untuk Suriah Drs. Djoko Harjanto, MA bertemu Ketua Persatuan Ulama Syam Syaikh Dr. Taufiq Ramadhan Al-Buthi di Kantor KBRI Damaskus, Kamis (25/02/2016). Foto: KBRI Damaskus.

Ikatan Alumni Syam Indonesia (Al-Syami) bekerjasama dengan Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya mempersembahkan:

SEMINAR INTERNASIONAL

واجب العلماء نحو الفتن التي تثور في الشرق الأوسط
“Peran Ulama dalam Rekonsiliasi Krisis Politik dan Ideologi di Timur Tengah”

Yang insya Allah akan menghadirkan Narasumber:

  1. Prof. Dr. Taufiq Ramadhan al-Buthi (Ketua Persatuan Ulama Syam)
  2. Prof. Dr. Abd A’la (Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya)
  3. KH. Miftahul Akhyar (Wakil Rais ‘Am PBNU)
  4. Drs. Syaifullah Yusuf (Wakil Gubernur Jawa Timur).

Dengan:

  1. Penerjemah: Ahmad Fathir Hambali (Ketua PP Al-Syami)
  2. Moderator: Mirwan Akhmad Taufik (Pengasuh Pesma Al-Nur Surabaya).

Yang insya Allah akan diadakan pada:

  • Hari Tanggal: Senin, 27 Jumadil Awwal 1437 H/ 7 Maret 2016
  • Jam: 08.00 WIB – Selesai
  • Bertempat di: Auditorium UIN Sunan Ampel, Jl. Ahmad Yani 117 Surabaya.

Fasilitas:

  • Sertifikat
  • Kit seminar
  • Snack

Informasi dan kontak selengkapanya, hubungi: +6281938299525 (Mas Najih) atau +628123519445 (Mas Fuad) atau Registrasi via SMS dengan format: nama lengkap-instansi-nomor handphone.

Baca juga: Syaikh Taufiq Ramadhan Al-Buthi Akan Pimpin Haul Ayahandanya di Indonesia.

Sebarkan dan ajak semua keluarga dan saudara, kerabat dan sahabat serta teman, dan juga semua orang-orang yang kita cintai dan yang mencintai kita untuk hadir dalam majelis mulia ini. Bersama kita raih pahala mengajak kebaikan. Semoga bermanfaat dan matur NUwun.

Undangan Seminar Internasional Bersama Syaikh Taufiq Ramadhan Al-Buthi di Surabaya.
Undangan Seminar Internasional Bersama Syaikh Taufiq Ramadhan Al-Buthi di Surabaya. Foto: Tim KBA News Surabaya.

Sumber: Kantor Berita Islam Aswaja (KBA News).

The post Seminar Internasional Bersama Syaikh Taufiq Ramadhan Al-Buthi di Surabaya appeared first on Ngaji Yuk!.

Grand Syaikh Al-Azhar Sambut Abdullah, Bocah yang Matang Qiraat ‘Asyr

$
0
0
Grand Syaikh Al-Azhar sambut Abdullah Ammar Muhammad as-Sayyid, bocah ajaib yang matang dalam qiraat 'asyr di Masyikhah, Kairo, Selasa (01/03/2016). Foto: Suara Al-Azhar.
Grand Syaikh Al-Azhar sambut Abdullah Ammar Muhammad as-Sayyid, bocah ajaib yang matang dalam qiraat ‘asyr di Masyikhah, Kairo, Selasa (01/03/2016). Foto: Suara Al-Azhar.

Dalam rangka memotifasi anak didiknya dalam mencari ilmu dan menghafal al-Qur’an, Grand Syaikh Al-Azhar Ahmad ath-Thayyeb menerima bocah ajaib (at-Thifl al-Mu’jizat) Abdullah Ammar Muhammad as-Sayyid di Masyikhah (kantor pusat pimpinan tertinggi instansi Al-Azhar), Kairo, Mesir.

Di sela-sela sambutannya, Grand Syaikh Al-Azhar meminta bocah umur sepuluh (10) tahun tersebut membacakan beberapa ayat al-Qur’an beserta qiraat ‘asyrnya. Beliau menegaskan keluarbiasaan Abdullah dalam mengahafal, tajwid dan kematangannya dalam qiraat ‘asyar. “Ini pemberian istimewa dari Allah, harus dirawat dan diberi penghargaan,” tandasnya.

Grand Syaikh Al-Azhar memutuskan untuk memberikan beasiswa penuh sampai akhir jenjang pendidikan tertinggi, sekaligus memberangkatkan haji anak tersebut yang masih duduk di kelas empat setingkat Sekolah Dasar (SD) bersama kedua orang tua dan guru ngajinya, Syaikh Muhammad Yasin, atas biaya Al-Azhar.

Orang tua Abdullah menyampaikan kebahagiaan yang luar biasa bisa bertemu dengan Grand Syaikh Al-Azhar dan juga atas penghargaan beliau terhadap putranya. Berharap semoga penghargaan ini bisa melecut semangat anaknya menuju masa depan yang lebih cemerlang. “Terimakasih setinggi-tinggi atas perhatian Grand Syaikh terhadap anak didik yang berpotensi,”

Abdullah dari dulu sangat berharap bisa bertemu GrandSyaikh Al-Azhar. Dalam salah satu tayangan televisi, ketika ia ditanya apa yang ia harapkan, dia menjawab ingin bertemu dengan Grand Syaikh Al-Azhar, tokoh yang ia idolakan. Ia sering sekalil mendengarkan Grand Syaikh Al-Azhar dalam beberapa program televisi.

Oleh: Suara Al-Azhar.

The post Grand Syaikh Al-Azhar Sambut Abdullah, Bocah yang Matang Qiraat ‘Asyr appeared first on Ngaji Yuk!.


Sikap Resmi PCINU Mesir Atas Pelaporan Abu Aqila ke Polda Metro Jaya

$
0
0

PERNYATAAN SIKAP
Nomor: 01/A.1-h/PCINU/III/2016

Menyikapi laporan yang dilakukan oleh Forum Alumni Al-Azhar Mesir Indonesia (FAAMI) ke Polda Metro Jaya terkait adanya dugaan penistaan dan penyebaran fitnah terhadap Pimpinan Tertinggi Institusi Al-Azhar, Grand Syekh Al-Azhar Ahmad Muhammad Ahmad al-Thayyib, yang dilakukan oleh pemilik akun Facebook atas nama Abu Aqila. Dan demi mengingatkan yang bersangkutan, menghentikan tersebarnya berita yang tidak benar, dan menjaga integritas serta marwah Al-Azhar Al-Syarif dimana Grand Syeikh Al-Azhar merupakan simbol utamanya, maka Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Mesir menyatakan:

  1. Mendukung penuh pelaporan Forum Alumni Al-Azhar Mesir Indonesia (FAAMI) terhadap pemilik akun dimaksud.
  2. Mengharap Polda Metro Jaya segera menindaklanjuti pelaporan.
  3. Mendorong semua pihak lebih arif dan bijaksana dalam menyikapi segala bentuk perbedaan.
  4. Memperjuangkan persatuan dan kebersamaan dalam berbangsa dan bernegara, serta mengelola perbedaan untuk memperkaya khazanah pengetahuan dan beragama.
  5. Mengajak semua warga NU memberikan dukungan baik berupa moril, materil, maupun spirituil terhadap upaya yang dilakukan FAAMI.
  6. Menghimbau segenap eleman masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pendapat di media, megamalkan tuntutan Islam dalam menyampaikan pendapat, serta tetap menjaga Ukhuwwah Islîmiyyah (Persaudaraan Ummat Islam), Ukhuwwah Wathâniyyah (Persaudaraan Sebangsa) dan Ukhuwwah Insâniyyah (Persaudaraan Kemanusiaan) serta Ukhuwwah Basyariyyah (Persaudaraan Semesta).

Kairo, 1 Maret 2016

H.M. Nurul Ahsan, Lc.
ttd
Ketua Tanfidziyah

Hofid Eksan Rawi, Lc.
ttd
Sekretaris Tanfidziyah

Mengetahui,

K.H. Muhlason Jalaluddin, MM.
ttd
Rais Syuriah

K.H. Murtadlo Bisyri, Lc., Dipl.
ttd
Katib Syuriah

Sikap Resmi PCINU Mesir Atas Pelaporan Abu Aqila ke Polda Metro Jaya. Foto: FB PCINU Mesir.
Sikap Resmi PCINU Mesir Atas Pelaporan Abu Aqila ke Polda Metro Jaya. Foto: FB PCINU Mesir.

Baca juga:

The post Sikap Resmi PCINU Mesir Atas Pelaporan Abu Aqila ke Polda Metro Jaya appeared first on Ngaji Yuk!.

Aidh Al-Qarni “Kafirkan” Muslim Malaysia, Habib Muhammad Assegaf Membela

$
0
0
Aidh Al-Qarni "Kafirkan" Muslim Malaysia, Habib Muhammad Assegaf Membela
Habib Muhammad bin Abdurrahman Assegaf membela umat Islam di Malaysia atas tuduhan Syaikh Aidh Al-Qarni yang tidak benar.

Ulama kenamaan Saudi, Syaikh Aidh Al-Qarni mengalami penembakan di Zamboanga, Filipina Selatan, pada Selasa (01/03/2016). Dalam aksi itu, Aidh Al-Qarni selamat. Sementara salah seorang penyerang Al-Qarni dinyatakan tewas di tempat kejadian.

Dugaan kuat, aksi penembakan terhadap ulama Wahabi Salafi itu dilakukan oleh pengikut militan Wahabi ISIS. Dugaan ini diperkuat dengan dirilisnya Aidh Al-Qarni sebagai target pembunuhan sebagaimana tercantum dalam majalah Dabiq, sebuah majalah online milik ISIS. Rodolfo Mendoza dari Institut Perdamaian Filipina, sebagaimana dilansir CNN Indonesia pada Kamis (03/03/2016), mengatakan penembakan ulama Saudi ini sebagai salah satu indikasi meningkatnya pengaruh ISIS di Filipina Selatan. Sebelumnya, militer Filipina juga telah menggelar beberapa operasi pemberantasan kelompok militan yang berbaiat kepada ISIS seperti Bangsamoro Islamic Freedom Fighters (BIFF). Kelompok Abu Sayaf juga dinyatakan sudah berbaiat kepada ISIS.

Sementara itu, surat kabar regional setempat Mindanao Examiner, melaporkan bahwa pihak kepolisian Filipina telah mengidentifikasi pelaku penyerangan Syaikh Aidh Al-Qarni. Dua pelaku bernama Junaidi Saleh dan Mujer Abubakar berhasil diamankan untuk dimintai keterangan lebih lanjut, dan satu pelaku bernama Rugasan Misuari III tewas ditembak setelah mencoba melarikan diri. Hingga kini, belum ada pernyataan langsung dari pihak Kedutaan Arab Saudi di Filipina maupun Pemerintahan Aquino terkait insiden ini.

Yang jelas, Syaikh Aidh Al-Qarni adalah satu dari sekian ulama Salafi Saudi yang menentang keras kelompok militan Jihad Salafi. Ulama yang satu ini dikenal mempunyai pemikiran moderat. Hal ini dapat dilihat melalui karya-karyanya yang cenderung mengarah kepada akhlak seorang penganut Sufi seperti buku La Tahzan. Begitu juga saat pertemuan di hadapan ulama ahlussunnah wal jama’ah Sayyidil Habib Ali Zainal Abidin bin Abdurrahman Al-Jufri (Yaman), ulama wahabi Al-Qarni menyerukan persatuan Sunni dan Syiah dan agar menyudahi konflik berdarah di antara keduanya. Ia pun meminta kepada kalangan intelektual baik dari ulama Sunni dan Syiah untuk menghentikan perselisihan dan mencegah eskalasi permusuhan, ketidakpercayaan dan intimidasi. Sebaliknya, Al-Qarni mengingatkan umat Islam akan bahaya gerakan Zionis dunia yang telah menceraiberaikan persatuan muslimin.

Sayangnya pemikiran moderat Al-Qarni seringkali bertolak belakang dengan apa yang diucapkannya. Ia seringkali menyerukan persatuan dan persaudaraan tetapi di sisi lain justru menikam umat Islam khususnya dari kalangan ahlussunnah wal jamaah. Saat berkunjung ke Malaysia misalnya, Aidh Al-Qarni malah menuduh sesat aqidah yang dianut umat Islam di sana. Hal ini terungkap dalam tulisan di akun Twitternya pada 7 September 2013. Berikut tulisan Aidh Al-Qarni yang dimaksud:

من #ماليزيا أقول: يا دعاة الإسلام اتركوا الخلافيات والإغراق في الفرعيات وتعالوا لتصحيح عقيدة المسلمين,العقيدةتُهدم على يدالقبوريين والصفويين.

Dari Malaysia, Saya katakan: Wahai pendakwah-pendakwah Islam, tinggalkanlah perselisihan dan perbincangan mendalam mengenai isu furu’, datanglah (ke Malaysia) untuk memurnikan aqidah, di sini aqidah hancur di tangan Quburiyun (penyembar Kuburan) dan orang-orang Shufi (pengikut jalan Tasawwuf).

Sungguh indah apa yang diseru Aidh Al-Qarni, untuk meninggalkan perselisihan dan perdebatan masalah-masalah Furu’. Tapi, seruan Al-Qarni yang nampaknya indah ini ternyata berisi racun yang amat sangat berbahaya. Begitu mudahnya Al-Qarni menuduh umat Islam Malaysia beraqidah sesat dan menjulukinya sebagai Quburiyyun dan menyalahkan tarekat Shufiyyah.

Quburiyyun, menurut situs Wahabi yang beralamat di salafy.or.id, diartikan sebagai orang-orang yang meyakini bahwa kuburan atau penghuni kubur dapat memberi manfaat atau menolak madharat sehingga tempat kembali dan bergantung mereka adalah kuburan. Atau gampangannya Quburiyyun adalah pemuja kuburan sebagaimana ditulis oleh situs Wahabi Alsofwah. Atau secara sederhana, para pengikut Wahabi mengartikan Quburiyyun sebagai penyembah kuburan. Menyembah kuburan berarti sama saja menyembah kepada selain Allah, sama saja dengan menyembah kepada patung, atau menyembang matahari, atau menyembah gunung, atau yang lainnya. Yang berarti pula orang itu telah musyrik dan kafir karena telah menyembah kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, begitu kejinya orang-orang Wahabi seperti Aidh Al-Qarni menuduh “musyrik” dan “kafir” kepada umat Islam di Malaysia. Tuduhan ini tentu tidak hanya berlaku bagi muslimin di Malaysia saja, tetapi juga berlaku secara umum kepada seluruh umat Islam di dunia. Padahal mayoritas umat Islam dari zaman dahulu sampai sekarang adalah mereka para “Quburiyyun”  dan pengikut tarekat Tasawuf (Shufi). Na’uzubillah.

Baca juga: 

Istilah Quburiyyun sendiri sebenarnya tidak ada dan tidak akan pernah ditemukan dalam literatur manapun dalam kitab-kitab ulama ahlussunnah wal jamaah. Tidak pula akan ditemukan dalam atsar para Sahabat, atau sabda Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam, apalagi di dalam Al Quran. Tidak pernah ditemukan yang namanya perkataan Quburiyyun tersebut. Istilah ini baru muncul pada masa-masa akhir zaman, pada masa khalaf bukan salaf. Dialah Ibnu Taimiyah, seorang ulama khalaf panutan Wahabi yang hidup pada masa abad ke-7 Hijriyah yang mempopulerkan istilah tersebut, yang kemudian diikuti oleh para pengikutnya sampai sekarang. Selengkapnya silahkan baca: “Penyembah Kubur Atau Kuburiyun”: Tuduhan Keji Kepada Umat Islam Pecinta Ziarah Kubur.

Sayyidil Habib Muhammad bin Abdurrahman Assegaf (Fattabiouni) membalas cuitan Syaikh Aidh Al-Qarni Al-Wahhabi.
Sayyidil Habib Muhammad bin Abdurrahman Assegaf (Fattabiouni) membalas cuitan Syaikh Aidh Al-Qarni Al-Wahhabi.

Begitulah kaum Wahabi yang gemar mendengungkan slogan “Kembali Kepada Quran dan Sunnah”, tetapi faktanya mereka justru yang sering menyalahi Quran dan Sunnah. Jauh dari nilai-nilai akhlakul karimah yang diajarkan Al-Quran dan Sunnah Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam. Untuk itulah, dihimbau untuk hati-hati dengan Al-Qarni. Dikarenakan secara langsung atau tidak langsung, Syaikh Aidh Al-Qarni telah menuduh sesat, syirik, dan kafir kepada umat Islam yang berbeda pandangan dengannya khususnya muslim di Malaysia. Ini baru masalah Tweet Al-Qarni, belum masuk kepada pembahasan tentang tulisan-tulisan Al-Qarni yang lain. Tetapi, dari Twitternya saja sudah cukup jelas menggambarkan tentang bagaimana dan siapa Syaikh Aidh Al-Qarni sebenarnya. Maka dari itu, sekali lagi kita harus berhati-hati dengan Al-Qarni.

Melihat tingkah polah Aidh Al-Qarni dalam cuitannya yang begitu mudah menuduh sesat, membuat ulama ahlussunnah wal jamaah asal Jeddah Sayyidil Habib Muhammad bin Abdurrahman Assegaf, yang juga pemilik TV Al Irtsuna Nabawi, berkomentar membela umat Islam Malaysia. Murid dari Al-Qutb Sayyidil Habib Abdul Qodir bin Ahmad Asseggaf ini membalas:

@Dr_alqarnee بل العالم يعاني نظرتكم التكفيرية هذه.. ياريت شيخ عائض تتركوا الشعوب الاسلامية .. فما اضر بهم الا هذا الفكر

@Dr_alqarnee: Bahkan seluruh dunia menentang pandangan kamu yang bersifat takfir ini.. Wahai Syaikh Aidh Al-Qarni, alangkah baiknya kalau syaikh tidak mengganggu umat Islam… Maka (ketahuilah) tidak ada yang lebih berbahaya kepada mereka daripada pandangan beliau ini.

Pendiri program acara Fattabiouni Habib Muhammad bin Abdurrahman Assegaf tidak hanya membela muslimin Malaysia tetapi juga mengingatkan akan bahaya pemikiran Syaikh Aidh Al-Qarni. Ia pun mengatakan apa yang dituduhkan oleh Al-Qarni mengenai aqidah umat Islam Malaysia adalah tidak benar.

@lafi332 @Dr_alqarnee اعرف ماليزيا تاريخا وحاضرا.. وعبارات الشيخ . لاتصح في حقهم..

Saya kenal Malaysia dulu dan sekarang… dan gambaran Syaikh (Al-Qarni) mengenai (aqidah muslimin Malaysia) adalah tidak benar/ shahih.

Untuk selengkapnya, silahkan simak Tweet ulama Wahabi Syaikh Aidh Al-Qarni di bawah ini:

Terakhir, perlu kita ketahui bahwasanya mayoritas umat Islam di Malaysia adalah sama dengan muslimin di Indonesia, yakni berpegang teguh pada aqidah ahlussunnah wal jama’ah Al-Asy’ariyyah, mengikuti Madzhab Fiqih Asy-Syafi’iyyah, dan berada dalam jalan thariqat Ash-Shufiyyah. Aqidah inilah yang dianut mayoritas umat Islam dari seluruh dunia, dari ujung Barat hingga ujung Timur.

Di Indonesia sendiri, Syaikh Aidh Al-Qarni menjadi sosok yang sangat populer dengan bukunya yang berjudul La Tahzan. Buku ini pun menjadi buku terlaris di Timur Tengah dan Indonesia. Diketahui, buku La Tahzan karya Aidh Al-Qarni adalah buku hasil jiplakan atau palgiat karya orang lain. Atas aksi tindakan plagiarisme ini, pihak pengadilan memutuskan Al-Qarni bersalah karena telah menjiplak karya penulis perempuan Salwa Aededan. Ia pun dihukum denda dan diharuskan membayar kompensasi kepada Aededan. Pengadilan juga meminta buku La Tahzan ditarik dari toko-toko buku dan dilarang peredarannya. Meski buku La Tahzan masuk dalam daftar hitam di negara asal Al-Qarni, tetapi tidak untuk negeri kita tercinta. Sampai sekarang buku La Tahzan masih dapat ditemukan dan beredar luas di berbagai toko buku di Indonesia. Bahkan buku tersebut sangat digemari oleh para pemuda pemudi khususnya kalangan aktivis dakwah kampus yang notebene sangat menjunjung tinggi otentisitas dan orisinalitas suatu karya tulis.

The post Aidh Al-Qarni “Kafirkan” Muslim Malaysia, Habib Muhammad Assegaf Membela appeared first on Ngaji Yuk!.

Surat Pernyataan Sikap DPP PPMI Mesir Terhadap Pelaporan Abu Aqila

$
0
0
Surat Pernyataan Sikap DPP PPMI Mesir Terhadap Pelaporan Abu Aqila
Surat Pernyataan Sikap DPP PPMI Mesir Terhadap Pelaporan Abu Aqila ke Polda Metro Jaya terkait penistaan dan penyebaran fitnah terhadap Grand Syaikh Al-Azhar. Foto: FB PPMI Mesir.

 بِسْمِ اللّٰه الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

SURAT PERNYATAAN SIKAP DPP-PPMI MESIR
Nomor: 02-A20/DPP-PPMI/XXI/III/1437-2016

TENTANG
LAPORAN FORUM ALUMNI AL-AZHAR MESIR INDONESIA

Menyikapi laporang Forum Alumni Al-Azhar Mesir Indonesia (FAAMI) ke Polda Metro Jaya terkait dugaan penistaan dan penyebaran fitnah keji terhadap Pemimpin Tertinggi Al-Azhar Grand Syaikh Prof. DR. Ahmad al-Thayyib, yang dilakukan oleh pemiliki akun Facebook atas nama Abu Aqila, maka Dewan Pengurus Pusat Persatuan Pelajar & Mahasiswa Indonesia (DPP PPMI) Mesir Periode XXI Masa Bakti 2015-2016 menyatakan sikap:

  1. Mendukung penuh Forum Alumni Al-Azhar Mesir Indonesia (FAAMI) atas laporan tersebut.
  2. Mengajak kepada seluruh pelajar dan mahasiswa Indonesia di Mesir untuk memberikan dukungan baik ril maupun materil atas laporan tersebut dan tetap bijak tidak terpancing emosi oleh olok-olokan pihak tertentu yang memfitnah Grand Syaikh Al-Azhar Porf. DR Ahmad Al-Thayyib.
  3. Mengecam sikap arogansi pemilik akun Abu Aqila dan mendesar untuk segera meminta maaf secara terbuka kepada Grand Syaikh Al-Azhar dan institusi Al-Azhar.
  4. Mendesak Polda Metro Jaya untuk segera menindaklanjuti laporan tersebut dan menghukum pemilik akun tersebut sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia agar menjadi pelajaran berharga buat semuanya.

Demikian surat pernyataan sikap ini kami buat agar menjadi perhatian semua pihak

Cairo, 22 Jumada al-Ula 1437 H/ 02 Maret 2016 M.

Abdul Ghofur Mahmudin
Presiden PPMI Mesir

Zulkarnaen Harist
Sekretaris Jenderal

The post Surat Pernyataan Sikap DPP PPMI Mesir Terhadap Pelaporan Abu Aqila appeared first on Ngaji Yuk!.

Sikap dan Rekomendasi Hasil Silatnas V Alumni Suriah Indonesia

$
0
0
Silaturahmi Nasional V Ikatan Alumni Suriah Indonesia (Al Syami) di Yogyakarta, 5-6 Maret 2016. Foto: voa indonesia.
Silaturahmi Nasional V Ikatan Alumni Suriah Indonesia (Al Syami) di Yogyakarta, 5-6 Maret 2016. Foto: voa indonesia.

Silaturahim Nasional Ke-5 Ikatan Alumni Suriah Indonesia (Al-Syami) yang digelar di Yogyakarta, Sabtu-Senin (5-7/3/2016) menyoroti berbagai persoalan diantaranya krisis politik dan ideologi di Timur Tengah (Timteng) hingga revisi UU Terorisme. Berbagai persoalan tersebut disusun ke dalam poin-poin sikap dan rekomendasi Silatnas V Al-Syami yang juga dihadiri oleh Ketua Persatuan Ulama Syam, Prof Dr Taufiq Ramadhan al-Buthi ini.

Dalam rilis sebagaiman dilansir NU Online, Selasa (8/3/2016), Ketua Pelaksana, KH Wafi Maimoen menjelaskan, Islam adalah agama yang menjunjung tinggi visi berbagai aspek dalam kehidupan manusia, yang dirangkum dalam maqashid al-syari’ah, yaitu pertama, menjaga agama dengan segala toleransinya dalam interaksi antara mazhab dan agama.

“Kedua, menjaga jiwa sebagai bentuk konsep humanisme yang tertinggi dalam Islam untuk mencegah segala bentuk pertumpahan darah, menjadi rasionalisme dalam berpikir sebagai jaminan untuk menyelesaikan segala permasalahan politik sosial dan budaya dengan ilmu dan pikiran yang jernih,” ujar Kiai Wafi dalam rilisnya yang juga ditandatangani oleh Sekretaris M Najih Arromadloni.

Ketiga, menjaga keberlangsungan hidup dan regenerasi manusia. Keempat, menjaga aset berupa harta dan sumber daya alam dan manajemen pengelolaannya sebagai sumber kesejahteraan dan kemakmuran dan perdamaian dunia, bukan magnet konflik.

Untuk itu, Silatnas V al-Syami menyampaikan sikap dan rekomendasi sebagai berikut:

  1. Mengharap kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar segera membebaskan umat Islam Suriah secara khusus, dan dunia Islam seluruhnya dari fitnah dan konflik horisontal yang menimpa mereka.
  2. Mengecam segala bentuk sikap radikalisme, kekerasan dan terorisme di mana pun, kapan pun, dan siapa pun pelakunya.
  3. Anggota Ikatan Alumni Syam Indonesia (al-Syami) tidak ada yang pernah bergabung, mendukung atau berafiliasi dengan kelompok-kelompok teroris dan separatis apa pun di Suriah.
  4. Komitmen untuk berperan aktif dalam pembinaan konsep jihad yang hakiki dalam Islam dan meluruskan segala bentuk pemahaman terorisme dengan mengatasnamakan jihad, dan siap menjadi mitra pemerintah dalam hal tersebut.
  5. Semangat melakukan tindakan pencegahan radikalisme harus diutamakan. Membersihkan bibit-bibit ekstrimisme dari sisi hulu akan lebih mudah dibandingkan mengatasi masalah yang sudah membesar dan telah menimbulkan korban atau kerugian material yang banyak. Karenanya pendekatan keamanan dan hukum saja tidak cukup mengingat ajaran radikal bisa berkembang dengan berbagai bentuk.
  6. Tidak menjadikan konflik di Suriah sebagai dan sumber konflik dan alat pemecah belah kerukunan umat Islam di Indonesia.
  7. Merespon baik revisi UU Terorisme dengan beberapa catatan, seperti penegasan kinerja dan wewenang aparat keamanan dan minimalisir potensi pelanggaran HAM.

(Sumber: Redaksi NU Online/ Fathoni)

The post Sikap dan Rekomendasi Hasil Silatnas V Alumni Suriah Indonesia appeared first on Ngaji Yuk!.

Syaikh Taufiq Ramadhan Al-Buthi Suka Memakai Peci Hitam, Ini Alasannya

$
0
0
Tampak Syaikh Muhammad Taufiq Ramadhan Al-Buthi, ulama Syria yang suka memakai peci hitam khas ulama Nusantara.
Tampak Syaikh Muhammad Taufiq Ramadhan Al-Buthi, ulama Syria dengan peci hitam khas ulama Nusantara.

Syaikh Dr Muhammad Taufiq Ramadhan al-Buthi adalah putera dari Asy-Syahid Syaikh Dr Muhammad Said Ramadhan Al Buthi rahimahullah. Beliau dikenal sebagai salah satu ulama ahlussunnah wal jamaah yang senantiasa menyerukan persatuan dan perdamain di tengah konflik Suriah. Saat ini beliau memimpin Ittihad Ulama Bilad Asy-Syam (Persatuan Ulama Negeri Syam) menggantikan kedudukan ayahandanya yang syahid.

Di bidang pendidikan, Syaikh Dr Muhammad Taufiq Ramadhan al-Buthi berhasil memperoleh gelar PhD bidang Fiqih dan Usul Fiqih di Universitas Damsyik dan telah aktif dalam Lajnah Al Fatwa di laman Nashem Al Sham bersama beberapa ulama lainnya yang berada di bawah pimpinan Syaikh Muhammad Said Ramadhan Al Buthi rahimahullah..

Mantan dekan Syariah di Universitas Damsyik ini tumbuh di kalangan keluarga ulama. Bukan ayahnya saja yang alim dan faqih bahkan kakeknya Syaikh Mulla Ramadhan rahimahullah juga dikenal sebagai ulama yang disegani di Syria. Dan Ahmad, putera Dr. Taufiq juga selalu bersama dengan Syaikh Al Buthi yang merupakan kakeknya dan mengikuti majelis beliau, hingga ketika terjadi pembunuhan terhadap Syaikh Al Buthi, sang cucu juga ikut terbunuh.

Ada satu hal yang menarik dari sosok Syaikh Dr Muhammad Taufiq Ramadhan al-Buthi dalam berpakaian terutama penutup kepalanya yang senantiasa mengenakan peci hitam khas Ulama Nusantara. Saat kunjungan beliau ke Indonesia pada Maret 2016 kemarin, Pendiri Center for Research and Islamic Studies (CRIS) Foundation Muhammad Najih Arromadloni, sempat bertanya kepada beliau mengenai kebiasaanya yang suka memakai peci hitam khas Nusantara.

“Kenapa Syaikh gemar mengenakan peci (hitam) khas Nusantara?”, tanya Muhammad Najih Arromaloni, sebagaimana tertulis dalam akun Facebooknya, (7/3/2016).

Syaikh Dr Muhammad Taufiq Ramadhan al-Buthi pun menjawab dan menceritakan bahwa sejak kecil kakek beliau berpesan agar selalu menjaga kepala untuk tetap tertutup. Dalam fiqh tradisional, keluar rumah dengan kepala terbuka akan menurunkan reputasi seseorang. Dan perkenalan Dr Taufiq dengan umat Islam di Asia Tenggara menanamkan kesan yang mendalam dalam hal karakteristik, termasuk terhadap peci. Beliau mengatakan bahwa peci hitam tersebut multifungsi (banyak fungsinya), nyaman dipakai, dan ringan dikenakan, serta sebagai dress code resmi.

Demikianlah alasan Syaikh Dr Muhammad Taufiq Ramadhan al-Buthi, ulama besar Syria yang acapkali memakai peci hitam di manapun berada, dikarenakan kekaguman beliau kepada umat Islam di Asia Tenggara ini. Tidak heran, saat kunjungan beliau ke Indonesia, banyak yang memberikah hadiah berupa peci hitam kepadanya.

The post Syaikh Taufiq Ramadhan Al-Buthi Suka Memakai Peci Hitam, Ini Alasannya appeared first on Ngaji Yuk!.

Dr Zakir Naik, Siapa dan Bagaimana Ajarannya?

$
0
0
Dr Zakir Naik, Siapa dan Bagaimana Ajarannya. Foto: cover buku "Zakir Naik, A Brief Profile" dari IRF.
Dr Zakir Naik, Siapa dan Bagaimana Ajarannya. Foto: cover buku “Zakir Naik, A Brief Profile” dari IRF.

Dr. Zakir Abdul Karim Naik atau lebih dikenal dengan nama Zakir Naik lahir di India pada 18 Oktober 1965. Disebutkan dalam berbagai literatur, ia penah kuliah kedokteran di Mumbai, India. Para pengagumnya menyebut ia sebagai sosok “ulama” terlibat dalam dakwah Islam dan perbandingan agama. Bisa dikatakan Zakir Naik ini besar melalui Internet, seperti website dan video Youtube yang sengaja disebarluaskan di Indonesia.

Sebutan “ulama” yang disandang Zakir Naik tentu dipertanyakan. Karena darimana ia belajar ilmu agama Islam pun tidak jelas. Tidak pernah disebutkan siapa gurunya, sama seperti sosok Al Ustadz Ahmad Sukina, pemimpin Majelis Tafsir Alquran (MTA) di Solo. Tidak akan anda temukan darimana ia belajar agama meski dalam website resminya seperti IRF. Tidak diketahui darimana ia belajar agama. Yang ada, klaim Zakir Naik yang menyebut dirinyya sebagai murid Syaikh Ahmad Deedat.

Belum lagi bacaan Qurannya yang tidak beraturan. Siapa yang mengajarinya Al-Qur’an juga tidak jelas karena aksen Arab dan Qur’annya benar-benar sudah keluar dari makhraj, tidak bagus, dan tidak memenuhi kaidah ilmu Tajwid. Dimana dan dengan ulama siapa Zakir Naik belajar Tafsir, Hadits, Fiqih, Syariah, bahasa Arab, dan lain sebagainya juga tidak pernah diketahui. Tiba-tiba sosok ini muncul bak seorang ulama besar yang faham betul tentang Islam, memahami tafsir, memahami hadits, memahami syariat, dan lain sebagainya. (Download ebook PDF Dr Zakir Naik, A Brief Profile dari IRF.net)

Dalam pidatonya, Zakir Naik mengatakan bahwa dirinya adalah sarjana perbandingan agama, tapi faktanya ia seringkali mengeluarkan “fatwa” perihal masalah agama Islam yang bukan bidangnya. Ia pun tidak ragu-ragu menyalahkan ulama sekelas Imam Madzhab Fiqih dan Hadits. Dikatakan Zakir Naik bahwa para Imam Fiqih dan Hadits itu tidak memiliki informasi (ilmu) yang lengkap saat mereka (para Imam Fiqih dan Hadits) memberikan atau mengeluarkan hukum-hukum Islam. Bahkan Zakir Naik menyatakan bahwa menerima dan mengikuti para Imam tersebut sebagai guru dalam Islam dapat merusak Islam itu sendiri. Hal ini diungkapkan Zakir Naik saat ia diwawancarai seputar masalah Taqlid. Innalillahi, orang yang tidak jelas darimana belajarnya seperti Zakir Naik, begitu mudahnya menyalahkan ulama sekelas Imam Madzhab.

Dikatakan Zakir Naik terpengaruh oleh Syaikh Ahmad Deedat rahimahullah saat ia belajar ilmu kedokteran. Syaikh Ahmad Deedat sendiri adalah seorang ulama sufi ahlussunnah wal jamaah dari Afrika Selatan (1918-2005) yang konsen di bidang perbandingan agama. Dari sini menunjukan bahwa Zakir Naik mulai membaca dan mengkaji buku-buku agama Islam saat ia berusia sekitar 22 tahun atau saat kuliah di Kedokteran sekitar tahun 1987. Hebatnya, hanya dalam waktu 3 tahun (1987-1990) setelah membaca buku pelajaran agama Islam secara otodidak, dan ini termasuk aktivitasnya sebagai mahasiswa kedokteran dengan kegiatannya yang padat seperti mempelajari buku-buku kedokteran, ujian, kepaniteraan klinik, dll, ia telah mempelajari segala sesuatu tentang Islam dan mendirikan Islamic Research Foundation (IRF) pada Februari 1991 dan mulai berdakwah secara penuh. Sungguh aneh bin ajaib, cukup berbekal belajar buku pelajaran agama Islam dalam 3 tahun sambil kuliah kedokteran yang begitu sibuknya, tiba-tiba keluar sebagai “ulama”, bahkan menyalahkan para ulama Imam ahlussunnah wal jamaah.

Lebih aneh lagi, dalam pidatonya, Zakir Naik mengatakan dirinya telah mulai berdakwah sebelum IRF didirikan. Hal ini menunjukan Zakir Naik mempunyai kemampuan luar biasa dalam menghafal. Membaca buku pelajaran Islam tidak untuk dipahami, tetapi hanya sekedar sebagai memori (dihafal). Semakin tajam memori seseorang maka umumnya semakin cerdas, layaknya sebuah kamus yang menyimpan banyak memori. Sama halnya dengan orang yang akan menghadapi ujian kenaikan kelas. Dan dengan sedikit polesan kemahiran berorasi maka jadilah tampak perdebatan yang menghebohkan. Alhasil banyak penonton yang terpukau.

Meski begitu Zakir Naik sering mengaku sebagai murid Syaikh Ahmad Deedat. Benarkah? Tentu saja ini tidak benar. Bagaimana mungkin seorang murid menyebut gurunya sendiri secara tak langsung sebagai orang yang syirik dan kafir. Lihatlah bagaimana Zakir Naik mengatakan memperingati Maulid Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam adalah perbuatan syirik dan ia menyamakan perbuatan tersebut dengan Festival Hindu dan Kristen (festival orang-orang kafir). Maulid Nabi dikatakan Haram, dan lain sebagainya. Na’udzubillah. Padahal Syaikh Ahmad Deedat yang ia klaim sebagai gurunya adalah pecinta maulid Nabi.

Syaikh Ahmad Deedat berkata,

“Ada jutaan muslim termasuk saya, dan saya tidak keberatan merayakan hari-hari yang baik seperti yang anda katakan (peringatan maulid nabi). Saya katakan itu OK. Dan saya tidak akan bersama anda, saya tidak setuju dengan anda, saya tidak ingin anda untuk mengubah (pendapat) saya”.

Kenapa? Karena Zakir Naik adalah penganut ajaran Salafi (Wahabi), yang begitu mudah menuduh syirik, bid’ah, kafir kepada umat Islam yang berbeda dengannya. Dalam Wikipedia berbahasa Inggris, Zakir Naik disebut sebagai dai Salafi (Wahabi) paling berpengaruh di India, bahkan dikatakan sebagai dai Salafi (Wahabi) paling terkemuka di dunia. Tidak hanya itu, dalam halaman Wikipedia dituliskan agama Zakir Naik adalah Salafi Islam, kemudian diganti menjadi Sunni Islam, dan sekarang menjadi Islam saja tanpa embel-embel. Meski dirinya hakikatnya seorang Salafi tapi tidak sedikit orang-orang Salafi yang menyebutkan Zakir Naik adalah sesat dan menyesatkan.

Sebagai penganut ajaran Salafi, Zakir Naik beraqidah mujassimah tidak diragukan lagi. Ia menyerupakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan makhlukNya yang merupakan faham mujassimah. Dikatakan Zakir Naik bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki dua tangan, dua mata, wajah, kaki, tulang kering, dan memiliki tubuh yang besar. Allah Subhanahu wa Ta’ala duduk di atas langit, di atas kursi yang besar menghadap ke ‘Arsy. Inislah aqidah Salafi yang membedakan dengan aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja).

Kemudian seeorang bertanya, “Bagaimana tangan dan tubuh Allah?”. Zakir naik menjawab, “Kami tidak tahu, yang tahu hanya Allah”. Dan kalau kita cermati pandangan aqidah mujassimah yang dianut Salafi ini serupa dengan pemikiran Tuhannya Hindu, Dewa Wisnu. Bedanya tuhannya Hindu itu menikah dan ada model patung dewa Wisnu. Banyak sekali pemahaman dan ajaran Salafi Wahabi yang dianut Zakir Naik yang tidak dapat disebutkan satu per satu di sini.

Selain menganut aqidah salafi mujassimah, Zakir Naik juga acapkali menyebarkan pemahaman dan pemikiran ajaran Ahmadiyyah. Dalam berbagai pidato dan tulisan-tulisannya, Zakir Naik mengklaim bahwa kemunculan Nabi Muhammad Shollalohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam telah disebutkan dalam kitab suci agama Hindu. Pemikiran Zakir Naik tersebut ternyata bersumber dari buku “Mohammad (صلى الله عليه و آله وسلم) in world scriptures” karya Abdul Haq Vidyarthi Qadiyani (1888-1977), seorang penyebaar dan penganut ajaran Ahmadiyyah Lahore India. Bahkan tulisan-tulisan Zakir Naik ini hampir sama persis dan banyak kemiripan dengan tulisan yang ada dalam buku Qadiyani itu. Anehnya, Zakir Naik tidak pernah menyebutkan sumber kutipan tulisannya itu. (Download ebook Hubungan Zakir Naik dengan Ajaran Ahmadiyah Qadiyani)

Ketika ditanya apakah kitab Wedha dan kitab suci umat Hindu lainnya adalah wahyu Allah, Zakir Naik menjawab,

“Tidak ada teks dalam Al Quran dan Hadits shahih yang menyebutkan nama bahwa wahyu itu dikirim ke India. Karena nama-nama Weda atau Hindu lainnya tidak ditemukan dalam Quran dan Hadits shahih, maka seseorang tidak bisa mengatakan dengan pasti bahwa kitab-kitab tersebut berasal dari wahyu Allah. Kitab-kitab tersebut mungkin saja wahyu dari Allah atau mungkin bukan wahyu dari Allah”.

Dari jawaban di atas, Zakir Naik sebenarnya ingin mengatakan bahwa ia percaya kitab suci agama Hindu adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala (sama halnya dengan Alkitab Injil yang telah berubah), meskipun ia sendiri tidak ingin menyatakannya secara terbuka. Hal ini dipertegas dengan jawaban Zakir Naik yang tidak berani mengatakan kitab suci umat Hindu adalah bukan firman Allah Ta’ala, tetapi justru ia menjawab dengan plin-plan dengan mengatakan “mungkin wahyu Allah atau mungkin bukan”. Ini tidak lain karena ia terpengaruh pemikiran ajaran Ahmadiyyah Lahore dari Qadiyani.

Dan anehnya banyak orang-orang Islam yang sudah terpengaruh dengan pemikiran Ahmadiyyah yang dibawa oleh Zakir Naik ini, baik disadari maupun tidak disadari. Meskipun Zakir Naik sendiri tidak pernah berani mengatakan di depan publik bahwa itu hasil pemikiran Ahmadiyah (Qadiyani). Tapi fakta menunjukan pidato dan tulisannya mengambil dari tulisan Ahmadiyah.

Fakta-fakta di atas tentu sangat berbahaya, tetapi ada yang lebih berbahaya lagi ketika Zakir Naik sudah mempermainkan ayat Al Quran dan Hadits. Ayat Al Quran dan Hadits sering disalah tafsirkan. Menafsirkan Quran tanpa ilmu dan asal-asalan. Ini tentu sangat berbahaya.

Salah satu contohnya adalah bagaimana Zakir Naik menyamakan arti kata bahasa Arab dari Syifa dan Syafa’ah dalam Al Qur’an. Dua kata yang artinya berbeda tetapi dianggap sama oleh Zakir Naik. Ini kesalahan fatal. Akibatnya ia pun tergelincir dalam memahami Quran, tidak sesuai dengan pemahaman para ulama tafsir. Ini adalah bentuk kebohongan nyata yang disengaja oleh Zakir Naik dalam menipu umat Islam khususnya mereka yang awam. Sebuah fitnah keji yang mengatasnamakan Qur’an. Para ulama sudah memperingatkan Zakir Naik tetapi pemikirannya ini tetap ia sebarkan.

Masih banyak penyimpangan-penyimpangan Zakir Naik lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Yang jelas dan perlu ditekankan disini adalah kita harus berhati-hati dengan Zakir Naik. Banyak ulama-ulama lain yang mestinya kita ikuti, yang jelas sanad ilmunya, jelas siapa gurunya, jelas keilmuannya, yang bersamabung dengan Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam, yang akan membawa kepada keselamatan di dunia dan akhirat.

Dikutip dan dialihbahasakan dari Correct Islamic Faith (Al-‘Aqidah Al-Islamiyyah Ash-Shohihah) International Association pimpinan Syaikh Al-Habib Mir Asadullah Qadiri, Hyderabad, India.

The post Dr Zakir Naik, Siapa dan Bagaimana Ajarannya? appeared first on Ngaji Yuk!.

Innalillahi, Imam Masjid Nabawi Syaikh Muhammad Ayyub Wafat

$
0
0
Syaikh Muhammad Ayyub bin Muhammad Yusuf bin Sulaiman 'Umar
Syaikh Muhammad Ayyub bin Muhammad Yusuf bin Sulaiman ‘Umar. Foto: Wikipedia.

Innalillahi wa inna ilaihi roji’un. Kabar duka datang dari kota Madinah Al-Munawwaroh. Imam Masjid Nabawi yang juga guru besar Ilmu Tafsir di Universitas Madinah, Al-Imam Asy-Syaikh Muhammad Ayyub bin Muhammad Yusuf bin Sulaiman ‘Umar (63), wafat, pada Sabtu, 8 Rajab 1437 H atau bertepatan 16 April 2016, sekitar jam 7 pagi waktu Madinah.

Kabar ini disampaikan melalui akun twitter @DR_MAyoub pada pukul 11.00 WIB atau pukul 07.00 waktu Madinah. Akun tersebut merupakan satu-satunya milik almarhum yang dikelola oleh sang putra.

“Kita adalah milik Allah. Kepadanya kita kembali. Ya Allah, lindungi kami dari musibah dan gantikan untuk kami lebih baik dari musibah ini. Telah wafat ayah saya, Syaikh Muhammad Ayyub,” demikian kicauan duka tersebut.

 

 

Jenazah almarhum dishalatkan usai salat Dzuhur hari Sabtu ini di Masjid Nabawi. Selanjutnya dimakamkan di Baqi Al Gharqad Madinah.

Sekilas Tentang Syaikh Muhammad Ayyub

Syaikh Muhammad Ayyub bin Muhammad Yusuf bin Sulaiman Umar merupakan ulama keturunan Burma (Myanmar) yang lahir di Mekkah, pada tahun 1372 H (1952/1953). Beliau adalah seorang Imam, qari terkemuka dan ulama yang mengikuti madzhab Hanafi.

Ia menyelesaikan hafalan qur’annya pada tahun 1385 H (1965/1966) dibawah bimbingan Khalil bin Abdurrahman al-Qari di Masjid bin Ladin, Mekkah. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya pada tahun 1386 H, (1966/1967) ia pindah ke Madinah, dan menyelesaikan pendidikan menengah dan lulus pada tahun 1392 H (1972). Ia menyelesaikan studi sarjana di Fakultas Syari’ah Universitas Islam Madinah pada tahun 1396 H (1976), menyelesaikan studi magister dan doktoral di Fakultas al-Qur’an dan Studi Islam Universitas Islam Madinah, dan lulus doktoral pada tahun 1408 H (1987/1988). Selain belajar di sekolah, ia juga belajar dengan ulama berbagai macam ilmu, seperti hadis, musthalah hadis, dan ushul fiqh.

Diantara guru-guru beliau adalah Syaikh Abdul Aziz Muhammad Utsman, Syaikh Muhammad Sayyid Thanthawi, Syaikh Akram Dhiya al-‘Umari, Syaikh Muhammad al-Amin asy-Syinqithi, Syaikh Abdul Muhsin al-‘Abbad, Syaikh Abdullah Muhammad al-Ghunaiman, dan Syaikh Abu Bakr al-Jazairi

Pada tahun 1410 H (1990) ia ditunjuk sebagai Imam Masjid Nabawi sampai tahun 1417 H (1997). Ia juga pernah menjadi imam di berbagai masjid di Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab dan Bahrain.

Menurut sang putra, dalam suatu wawancara, Ayyub ingin kembali menjadi imam Masjid Nabawi sebelum ajal menjemput. Seolah terdengar oleh Allah, doa itu terkabul. Pada tahun 2015, dia diangkat menjadi imam Masjid Nabawi.

Selain di Masjid Nabawi, Ayuub juga pernah menjadi imam di Masjid Quba di luar kota Madinah, Masjid Alnnabiah, Masjid Husseini Abdullah di Amman. Dua masjid yang disebut pertama merupakan tempat ibadah yang dibangun Nabi Muhammad. Kefasihan Ayyub dalam membaca Al-Quran membuat suara direkam dan diperdengarkan di berbagai belahan dunia.

Berikut adalah suara indah nan merdu yang dilantunkan oleh Al-Imam Syaikh Muhammad Ayyub di saat membaca Al-Quran Al-Karim:

Kepergian Syaikh Muhammad Ayyub tentu membawa duka bagi umat Islam dari seluruh dunia terlebih lagi bagi penduduk Madinah. Tidak heran, lautan muslimin ikut mengiringi dan mendoakan kepergian sang Imam Masjid Nabawi itu. Allohummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fua’anhu, Al Fatihah…

 

The post Innalillahi, Imam Masjid Nabawi Syaikh Muhammad Ayyub Wafat appeared first on Ngaji Yuk!.


Jadwal Rihlah Dakwah Habib Umar bin Hafidz di Malaysia dan Indonesia 2016

$
0
0
Jadwal Rihlah Dakwah Habib Umar bin Hafidz di Malaysia dan Indonesia 2016
Jadwal Rihlah Dakwah Habib Umar bin Hafidz di Malaysia. Foto: FB Muwasolah Baina Ulama Muslimin Malaysia.

Insya Allah pada Oktober 2016 ini, Pengasuh Ma’had Darul Musthofa Tarim, Hadhramaut, Yaman, yang juga Pendiri Majelis Al-Muwasholah Baina Ulama’il Muslimin, Al-‘Allamah Al-Imam Al-’Arifbillah Al-Musnid Al-Hafidz Al-Mufassir Al-Habib Umar bin Hafidz akan kembali melaksanakan kembara rihlah dakwah ke Asia Tenggara. Malaysia dan Indonesia adalah salah satu negara yang akan menjadi tujuan kedatangan beliau.

Sayyidil Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa, semoga Allah merahmatinya, pernah berkata mengenai sosok guru mulianya ini, “Tidak pernah kutemukan seorang Guru (Al-Imam Al-’Arifbillah Al-Musnid Al-Hafidz Al-Mufassir Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz) yang kesemuanya mirip dengan perangai Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam dalam cara duduknya, berdirinya, berjalannya, tidurnya, diamnya dan kesemuanya terkecuali seperti Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam”.

Ya, beliau adalah Guru Mulia Al-Habib Umar bin Hafidz yang mendapat gelar Al-Musnid dan Al-Hafidz dalam usia yang sangat muda.

Al-Musnid adalah gelar bagi para ulama yang memiliki keahlian dalam meriwayatkan hadits atau periwayat hadits yang menyimpan hadits-hadits dengan sanadnya hingga Rasululullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam, yang kebanyakan belum dibukukan di dalam kitab-kitab hadits yang beredar masa kini. Baik ia menguasai keadaan sanad maupun tidak menguasai.

Sebutan lain bagi Al-Musnid adalah Al-Mubtadi, Ath-Thalib, Ar-Rawi, yang berarti orang yang hanya mempelajari dan belajar hadits namun tidak mengetahui atau belum mendalami seluk beluk hadits secara lebih mendalam, dan ia cenderung sebagai seorang perawi saja. Walaupun asal muasalnya dari para Muhaddits, sebagaimana Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah yang hafal 1 juta hadits, namun hanya sempat menuliskan sekitar 20.000 ribu hadits saja dalam Musnadnya, sementara sisanya sekitar 980.000 hadits itu ada pada murid-muridnya di dalam hafalan mereka, karena di masa itu hafalan lebih diandalkan daripada kitab, dikarenakan memang percetakan belum ada apalagi komputer dan Syaikh Google. Mereka yang mendapat gelar Al-Musnid adalah orang yang sangat terpercaya, karena mereka sangat menjaga satu sama lain akan sanad-sanad simpanan mereka.

Adapun gelar Al-Hafidz adalah julukan bagi ulama ahli hadits yang mampu menshahihkan sanad dan matan hadits, mampu menta’dilkan dan menjahrkan para perawi atau periwayat hadits, dan mampu menghafal minimal 100.000 hadits. Ulama yang mencapai gelar ini adalah Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Zainuddin Al-Iraqi, Ibnu Hajar Al-Asqalani, Syarafuddin Ad-Dimyati, dan para ulama lainnya. Pada zaman terdahulu masih banyak ditemukan para ulama yang menyandang gelar Al-Hafidz. Dari Indonesia ada nama ulama seperti almarhum Habib Abdullah bin Abdul Qadir Balfaqih Malang, almarhum Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habysi (Habib Ali Kwitang) Jakarta, almarhum Al-Habib Salim bin Jindan Jakarta, dan lain sebagainya. Namun, di zaman sekarang ini gelar Al-Hafidz adalah hampir sangat sulit ditemukan (mungkin dapat dikatakan mustahil untuk didapatkan), sebab apabila seluruh kitab hadits yang ada sekarang ini dikumpulkan tidak akan mampu mencapai batas minimal jumlah 100.000 hadits, yang merupakan persyaratan agar dapat menyandang gelar Al-Hafidz. Dan Habib Umar bin Hafidz adalah salah seorang ulama pilihan yang mempunyai gelar Al-Hafidz dan Al-Musnid pada zaman saat ini. Dibawah Al-Hafidz kita dapat menemukan gelar yang disebut Al-Muhaddits, yakni orang yang paham tentang sanad dan ilal, nama-nama rijal, sanad al-ali dan an-nazil, hafal banyak matan, menyimak kutub as-sittah, musnad Ahmad, Sunan Baihaqi, Muj’am Ath-Thabrani, dan digabungkan dengan seribu juz dari kitab-kitab hadits ini.

Alangkah indahnya dan kita berdoa memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, semoga dapat dipertemukan dengan sosok pilihan Allah, Sang Guru Mulia Al-‘Allamah Al-Imam Al-’Arifbillah Al-Musnid Al-Hafidz Al-Mufassir Al-Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz. Dan berikut adalah jadwal rihlah dakwah Habib Umar bin Hafidz baik di Malaysia dan Indonesia tahun 2016:

JADWAL RIHLAH DAKWAH HABIB UMAR BIN HAFIDZ DI MALAYSIA 2016

 Kamis, 26 Muharram 1438 H/ 27 Oktober 2016
Jam 6.00 Petang – 11.00 Malam Waktu Malaysia: Maulid Akbar di Masjid Hussein, Seremban II, Negeri Sembilan.
 Jum’at, 27 Muharram 1438 H/ 28 Oktober 2016
Jam 6.00 Pagi – 7.10 Pagi Waktu Malaysia: Kuliah Shubuh di Masjid At-Taqwa, Kg. Paroi, Seremban, Negeri Sembilan.

Jam 7.00 Malam – 11.00 Malam Waktu Malaysia: Maulid Akbar di Masjid Muazd bin Jabal, Setiawangsa, Kuala Lumpur.

JADWAL RIHLAH DAKWAH HABIB UMAR BIN HAFIDZ DI INDONESIA 2016

 Sabtu, 28 Muharram 1438 H/ 29 Oktober 2016
Pukul 16:00 WIB s/d selesai: Rauhah Akbar Haul Syaikh Abu Bakar bin Salim di Cidodol Jakarta Selatan
 Ahad, 29 Muharram 1438 H/ 30 Oktober 2016
Pukul 08:00 s/d 12:00 WIB: Haul Syaikh Abu Bakar bin Salim di Cidodol Jakarta Selatan

Pukul 16:00 WIB s/d ‘Isya: Maulid/ Multaqa Ulama di Ponpes Al-Fachriyah Tangerang.

 Senin, 30 Muharram 1438 H/ 31 Oktober 2016
Pukul 19:30 s/d 23:00 WIB: Maulid Akbar Majelis Rasulullah SAW di Masjid Istiqlal Jakarta.
 Selasa, 1 Shafar 1438 H/ 1 November 2016
Pukul 20:00 s/d 21:30 WIB: Tabligh Akbar bersama Kemenpora, GP Ansor DKI Jakarta, dan Perguruan Seni Beladiri Silat Tiga Serangkai (SBDS TS) di Taman Anggrek TMII Jakarta Timur.

*) Perhatian: jadwal dapat berubah sewaktu-waktu. Insya Allah akan disiarkan LIVE melalui Nabawi TV Indonesia.

Ahlan wa sahlan ya habibana, selamat datang di Indonesia. Mudah-mudahan Allah memberkahi kedatangannya dan menjadikan di dalamnya kebaikan, keberkahan, kemanfaatan dan mengambilkan kemanfaatan untuk semua.

(FB Muwasolah Baina Ulama Muslimin Malaysia dan Indonesia/ Majelis Walisongo)

The post Jadwal Rihlah Dakwah Habib Umar bin Hafidz di Malaysia dan Indonesia 2016 appeared first on Ngaji Yuk!.

Informasi Seleksi Penerimaan Mahasiswa Universitas Al Azhar Mesir dan Timur Tengah 2017

$
0
0
Informasi Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Univeristas Al Azhar Mesir dan Timur Tengah.
Informasi Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Univeristas Al Azhar Mesir dan Timur Tengah. Foto: Diktis Kemenag RI.

Kabar baik yang ditunggu oleh segenap generasi muda Islam Indonesia telah sampai. Dirjen Pendis Kemenag RI melalui Pengumuman bernomor: 1475/DJ.I/Dt.I.IV/PP.04/05/2016 menginformasikan bahwa seleksi beasiswa dan non beasiswa program S1 perguruan tinggi Timur Tengah, yaitu Mesir, Maroko, dan Sudan untuk tahun akademik 2016/ 2017 resmi dibuka.

Terkait Pengumuman tersebut, Ikatan Alumni Al Azhar Internasional Indonesia (IAAI Indonesia) dalam rilis di websitenya yang beralamat di http://waag-azhar.or.id/ telah merangkum beberapa hal untuk dapat disampaikan bagi mereka yang berminat untuk melanjutkan studi ke Universitas Al-Azhar Mesir untuk tahun ajaran 2016/2017 atau tahun ini.

A. Persyaratan dan Ketentuan Seleksi

  1. Peserta mengisi formulir pendaftaran online melalui laman website http://diktis.kemenag.go.id atau laman http://maba.waag-azhar.or.id/index.php/seleksi/daftar-seleksi.
  2. Menyiapkan berkas sebagai berikut: a). Fotokopi ijazah/pondok pesantren/sederajat yang telah dilegalisir oleh lembaga pendidikan setempat b). Ijazah yang dimaksud usianya tidak lebih dari dua tahun atau maksimal keluaran tahun 2014, c). Bagi yang belum memiliki Ijazah (lulusan tahun ini) dapat melampirkan surat keterangan lulus dari sekolah/madrasah, d). Pasfoto berwarna ukuran 3×4 sebanyak dua lembar, e). KTP atau kartu pelajar (meski tidak diminta, akan tetapi biasanya diminta menunjukan untuk menghindari praktik joki ujian).
  3. Berkas persyararatan yang dimaksud di atas diserahkan langsung pada pelaksanaan seleksi di lokasi seleksi sebagaimana yang dipilih oleh masing-masing peserta pada formulir online.
  4. Peserta harus mengikuti seleksi sesuai dengan lokasi pilihan pendaftaran yang dipilih.

B. Waktu Pendaftaran dan Tempat Pelaksanaan

  1. Pendaftaran online melalui website Diktis dapat dilakukan pada tanggal 7 Mei s.d. 15 Mei 2016.
  2. Waktu pelaksanaan seleksi yaitu pada hari Kamis, 19 Mei 2016 dengan ketentuan:
    a. Ujian Tulis 08.30-10.30 WIB atau 09.30-11.30 WITA
    b. Ujian Lisan 10.45 WIB atau 11.45 WITA s.d. Selesai
  3. Tim penguji adalah Alumni Timur Tengah
  4. Tempat pelaksanaan sebagai berikut:
    • UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
    • UIN Sumatera Utara
    • UIN Sultan Syarif Kasim Pekanbaru
    • UIN Raden Fatah Palembang
    • UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
    • UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
    • UIN Alauddin Makassar
    • UIN Arraniry Banda Aceh
    • IAIN Antasari Banjarmasin

C. Materi Ujian

  1. Ujian Tulis dengan pengantar bahasa Arab, meliputi: Bahasa Arab (memahami teks, tata bahasa, dan insya’), dan pengetahuan umum agama Islam.
  2. Ujian lisan dengan pengantar bahasa Arab dengan materi; bahasa Arab (percakapan/muhadtsah, terjemah, dan pemahaman teks), dan hafalan dan bacaan Al-Qur’an minimal 2 Juz.

D. Hasil Seleksi

Hasil seleksi akan diumumkan oleh Kementerian Agama tanggal 25 Mei 2016 melalui website diktis.kemenag.go.id

E. Lain-Lain

  1. Para peserta akan dikenakan biaya pendaftaran seleksi sesuai kebutuhan dan kebijakan panitia penyelenggara masing-masing tempat seleksi
  2. Hal-hal ian yang belum diatur dalam pengumuman ini akan diumumkan tersendiri melalui laman diktis.

F. Khusus Peminat Al-Azhar

Untuk merangkum informasi terkait penerimaan mahasiswa baru Universitas Al-Azhar Mesir tahun ajaran 2016/2017, IAAI Indonesia membentuk laman khusus beralamat: http://maba.waag-azhar.or.id. Pada laman tersebut calon mahasiswa dapat memperoleh akses yang lebih mudah dan informasi yang lebih terangkum. Panduan, Tahapan, dan FAQ bisa diperoleh pada laman tersebut. Bahkan pada laman tersebut, peserta juga dapat melakukan registrasi seleksi melalui lama iframe yang juga mengarah ke laman website Diktis Kemenag RI.

Berikut adalah informasi resmi dari Kementerian Agama RI terkait seleksi beasiswa dan non beasiswa program S1 perguruan tinggi luar negeri (Timur Tengah; Mesir, Maroko, dan Sudan) tahun akademik 2016/2017:

The post Informasi Seleksi Penerimaan Mahasiswa Universitas Al Azhar Mesir dan Timur Tengah 2017 appeared first on Ngaji Yuk!.

Fatwa Darul Ifta Darul Ulum Deobandi India Tentang Zakir Naik

$
0
0
Dr Zakir Naik, Pemikiran dan Aqidah yang Dianutnya
Dr Zakir Naik, Pemikiran dan Aqidah yang Dianutnya.

Dr Zakir Naik, sebuah fenomena baru yang muncul di akhir zaman ini. Sosoknya begitu melejit dan terkenal di Indonesia hingga video-video yang dibawanya pun sudah banyak yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan diunggah ke Youtube.

Kemampuan berbicara dan berpikirnya yang hebat membuat banyak orang khususnya umat Islam terkagum-kagum dengan sosok Zakir Naik. Seorang orator handal yang ahli dalam bidang perbandingan agama. Terkenal sebagai pendebat yang tak terkalahkan. Tak heran, banyak umat Islam di Indonesia terpesona dibuatnya.

Namun, banyak yang tidak tahu bahwa di negara asalnya, di India, dan juga negara-negara sekitarnya seperti Pakistan dan Banglades justru para ulamanya banyak memperingatkan umat Islam akan bahaya Zakir Naik. Para ulama di tempat kelahiran Zakir Naik sampai-sampai harus mengeluarkan fatwa terkait bahaya pemahaman dan pemikiran yang dibawa oleh Zakir Naik. Mungkin karena inilah yang membuat Zakir Naik kemudian banyak dicekal di berbagai negara termasuk di negaranya sendiri. Bahkan di negara-negara lain seperti di Asia, Eropa, dan Amerika pun Zakir Naik banyak dilarang. Berbeda halnya di Indonesia, sosok Zakir Naik banyak dipuja dan dielu-elukan bak telaga segar di tengah padang pasir yang panas nan gersang.

Mungkin ada diantara kita bertanya-tanya, di saat Zakir Naik diterima dengan tangan terbuka di Indonesia, kenapa di negara asalnya justru sebaliknya? Ada apa dengan para ulama India yang malah menolak seorang Zakir Naik?

Sebenarnya di India telah banyak dikupas dan menjadi perdebatan terkait pemahaman Zakir Naik. Kita mengenal kalau di Mesir itu ada yang namanya Darul Ifta Al Mishriyah yang merupakan lembaga fatwa semacam MUI di Indonesia, di bawah naungan Universitas Al Azhar Mesir. Nah, kalau di India juga ada lembaga fatwa serupa, yang dinamakan Darul Ifta Darul Ulum Deobandi India. Darul Ulum Deobandi ini merupakan institusi terbesar di India bahkan masuk kelas dunia yang menjadi rujukan umat Islam, sama halnya dengan Mesir yang mempunyai institusi terbesar Al-Azhar Asy-Syarif.

Para ulama India khususnya dari Darul Ulum Deobandi India ini sudah lama memperingatkan umat akan bahaya pemahaman aqidah dan fiqih yang dibawa oleh Zakir Naik karena bertentangan dengan faham Ahlussunnah wal Jama’ah. Mufti Darul Ifta Darul Ulum Deobandi India, negara dimana Zakir Naik berasal, dalam fatwanya mengatakan Zakir Naik telah bergeser dari pemahaman Ahlussunnah wal Jama’ah dalam banyak hal terkait aqidah dan penafsiran Al Quran dan Hadits. Ia tidak memiliki kapasitas yang mendalam tentang ilmu-ilmu agama dan syariat, dan tidak mengikuti para Imam Madzhab, hingga berani menyalahkan para Imam tersebut. Bahkan dalam suatu kesempatan seringkali Zakir Naik mengatakan para Mufassirin telah salah. Oleh karena itu, para ulama India mengeluarkan fatwa bahwasanya Zakir Naik tidak layak untuk diikuti dan sangat berbahaya bagi umat Islam awam untuk menonton program-programnya, mendengarkan orasinya, dan lain sebagainya. Umat Islam mesti memperhatikan darimana seseorang memperoleh ilmu agamanya, siapa gurunya, dimana dia belajar, harus jelas asal usul ilmunya, sanad keilmuan dan dari siapa saja dia mendapat bimbingan.

Lihat juga:

Untuk selengkapnya, mari kita simak penjelasan FATWA MUFTI DARUL IFTA DARUL ULUM DEOBANDI INDIA TENTANG BAHAYA PEMIKIRAN DAN PEMAHAMAN ZAKIR NAIK berikut ini:

In summary, in the light of these points we learn that Dr. Zaakir Naik has moved away from the Ahl us Sunnah wal Jama’ah in many rulings regarding belief, in the explanation of the Qur’aan and Hadith, he leaves out lexical meanings and the Tafseer narrated from the pious predecessors and takes help from his twisted intellect. He has fallen prey to interpolating the meanings.

In addition to this, despite not having deep knowledge of religious sciences and ignorance of the objective of the Shari’ah, he does not follow a specific Imam. In fact, he goes the other way and criticises the Mujtahid Imams. Therefore, his talks are not worthy of consideration. It is very harmful to watch his programmes, listen to his speeches and to practice upon them without research. It is definitely not the work of any person to do research. Therefore, the general Muslims should stay away from his programmes. Also, every Muslim should remember that the matter of Deen is something felt.

Man hears talks of Deen and practices only to find salvation in the Aakhirat. They should not practice just upon new research, quick answers-vast amounts of references and by apparently seeing his acceptance amongst people.

In fact, it is necessary upon man to think that what standing this person has in religious sciences. From which teachers did he acquire knowledge? In what environment did he grow up? How are his ways, dressing and countenance. Does he mix with the other ‘Ulema’ and pious luminaries? Also, what do the scholars and Mashayikh of his time say about him? Similarly, it should also be seen whether those who take effect from him and those around him, how much awareness they have of Deen and reliable people that serve Deen are how many? If he has a number of reliable people around him, then it is necessary to know from them how he is.

The crux of this is that if after research, a person gets contentment, then only his talks will be accepted to be reliable and worthy of practicing upon, otherwise there is.. safety for a person’s faith by staying away from him.

The famous Taabi’i, Muhammad Bin Seereen (RA) says, (إن هذا العلم دين فانظروا عمن تأخذون دينكم) i.e. in order to listen and learn Deen, it is necessary to ponder deeply as from which people is knowledge being taken and being learnt. May Allaah (SWT) bless every person with the ability to tread the straight path. Ameen.

Zayn ul Islaam Qaasimi Ilaah Aabaadi
Deputy Mufti, Dar ul Ifta, Dar ul Uloom Deoband
20.03.1432, 24.02.2011

The Answer is correct
Habib ur Rahman
Mahmud Hasan Bulandshahri
Waqar Ali
Fakhr ul Islaam

YANG ARTINYA:

Dalam garis besarnya pemahaman Zakir Naik sudah bergeser dari pemahaman Ahlussunnah dalam berbagai hal kepercayaan dan kebiasaannya. Zakir naik telah meninggalkan makna dan tafsir dari para ulama dengan hanya mengandalkan keintelektualan dan pemikiran pribadi dan jatuh pada makna yang saling bertentangan.

Apalagi beliau tidak mempunyai kapasitas yang cukup dalam ilmu agama dan tidak mengikuti ataupun dapat membedakan pendapat-pendapat Imam Mahzab. Bahkan beliau berani mengkritik pendapat Imam Mujtahid, menonton programnya sangat berbahaya terutama bagi awam yang tidak mempunyai kemampuan untuk meneliti ajaran dari Zakir Naik. Muslim harus diingatkan untuk tidak langsung mempraktekan ajaran beliau dan harus selalu di ingatkan bahwa agama itu adalah sesuatu yang dirasakan.

Manusia menyimak pembicaraan dan mempraktekan ajaran agama untuk mencari jalan yang benar ke alam akhirat, praktik ibadah dan ritual bukanlah sebuah riset yang baru, jawaban-jawaban cepat, jutaan referensi hanya untuk mengejar massa dan jamaah.

Kenyataannya, manusia harus diperlihatkan darimana seseorang memperoleh ilmu agamanya, siapa gurunya, dimana dia belajar, apa latar belakang keluarga dan kehidupanya, apakah ajarannya mencampuradukan pendapat ulama. Lalu bagaimana pendapat masayikh dan ulama yang hidup sejaman dengan beliau. Banyak sekali komponen yang harus mendapat perhatian ketika kita mendengar pendapat seseorang, bagaimana kesehariannya, siapa saja yang dekat dengan dia dan sebagainya.

Sejatinya, apakah seseorang layak untuk didengarkan tergantung hal-hal diatas, jika dirasa tidak layak maka masyarakat harus djaga jaraknya untuk mendengarkan ajaran-ajaran yang berbahaya tersebut.

Muhammad bin Siiriin (RA) seorang tabiin terkenal menyatakan dalam menyelami ilmu agama, seseorang harus jelas asal usul ilmunya, sanad keilmuan dan dari siapa saja dia mendapat bimbingan. Semoga Allah selalu melindungi manusia yg senantiasa dalam jalan yg lurus. Amin.

Zayn ul Islaam Qaasimi Ilaah Aabaadi
Deputy Mufti, Dar ul Ifta, Dar ul Uloom Deoband
20.03.1432, 24.02.2011
The Answer is correct
Habib ur Rahman
Mahmud Hasan Bulandshahri
Waqar Ali
Fakhr ul Islaam

(Dikutip dan dialihbahasakan dari Fatwa yang dikeluarkan oleh Mufti Darul Ifta, Darul Ulum, Deobandi, India. Terjemahan fatwa oleh Mbah Gito/ Kantor Berita Aswaja (KBAswaja))

The post Fatwa Darul Ifta Darul Ulum Deobandi India Tentang Zakir Naik appeared first on Ngaji Yuk!.

Inilah 9 Hasil Rekomendasi Ulama Aswaja Internasional Dalam Lombok Message

$
0
0
Inilah 9 Hasil Rekomendasi Ulama Aswaja Internasional Dalam Lombok Message 2018
Inilah 9 Hasil Rekomendasi Ulama Aswaja Internasional Dalam Lombok Message 2018

Ketua Umum Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar Mesir (OIAA) Cabang Indonesia, Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi resmi membuka Konferensi Ulama Internasional. Konferensi yang digelar di Islamic Centre Masjid Raya Hubbul Wathan, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu mengangkat tema “Moderasi Islam dalam Perspektif Ahlussunah Wal Jama’ah.”

Dalam sambutannya, TGB menyebut, moderasi Islam menghadirkan contoh-contoh kepada setiap umat manusia. Moderasi Islam telah mampu menjadi tanah yang paling subur untuk nusantara.

“Salah satu buah moderasi Islam adalah proklamasi 17 Agustus 1945, di mana kita ingat sebagai hari lahirnya negara Indonesia yang merupakan hasil dari perjuangan semua rakyat Indonesia termasuk para Ulama,” ujar Gubernur NTB itu di Aula Islamic Centre Masjid Raya Hubbul Wathan, NTB, Jumat, 27 Juli 2018.

Konferensi ulama dari belahan dunia ini telah menghasilkan sejumlah kesepakatan dalam upaya menanggulangi ekstremisme dan terorisme. Selama dua hari dibahas berbagai kertas kerja hasil riset yang berkaitan dengan implementasi wasathiyyah Islam dalam perspektif Ahlussunnah wal Jama’ah, dan menghasilkan sembilan rekomendasi yang dituangkan ke dalam ‘Lombok Message’.

Berikut adalah hasil rekomendasi ulama Ahlussunnah wal Jama’ah internasional yang tertuang dalam Lombok Message 2018:

  1. Para peserta konferensi bersepakat bahwa Ahlussunnah wal Jama’ah adalah mereka yang mengikuti ajaran Nabi Muhammad Saw dan para sahabatnya, yang berpegang teguh pada Al-Qur`an dan Sunnah, yaitu para pengikut Asy’ariyyah-Maturidiyyah, para fukaha, ahli hadis dan tasawuf yang mengikuti Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad Saw.
  2. Konsep “al-firqah al-nâjiyah” (kelompok yang selamat) seperti disebut dalam beberapa riwayat dan menjadi salah satu pemicu perpecahan umat Islam, adalah masalah khilafiah yang belum disepakati para ulama. Riwayat-riwayat hadis tentang itu masih diperdebatkan para ulama, baik dari periwayatan (sanad) maupun substansinya (matan), terutama yang terkait dengan prediksi di akhirat bahwa “semuanya masuk neraka kecuali satu kelompok”. Ini masalah akidah yang harus didasari pada hadis-hadis yang mutawatir. Konsep ini tidak bertentangan dengan perbedaan dan keragaman dalam pandangan keagamaan, dan tidak bertolak belakang dengan perintah untuk menjaga persatuan.
  3. Sektarianisme, rasisme dan diskriminasi dalam bentuk apa pun bertentangan dengan wasathiyyah (moderasi) Islam, dan harus dilawan dengan berbagai cara, sebab mengganggu keutuhan tanah air, memperkeruh harmoni sosial antara warga negara yang memiliki hak dan kewajiban yang setara. Wasathiyyah Islam menjamin hak untuk berbeda, dan menjamin hak kebebasan penganut agama lain dalam menjalankan agama dan beribadah sesuai keyakinannya.
  4. Al-Azhar al-Syarif adalah garda depan wasathiyyah Islam sepanjang sejarah, lebih dari seribu tahun, dengan metode yang mengakui dan mengukuhkan keragaman, menghormati pandangan dan sikap orang lain yang berbeda, tanpa menuduhnya kafir (takfîr), fasiq (tafsîq) dan berbuat bid`ah (tabdî).
  5. Perlu membangun konsep pemikiran, bimbingan dan pendidikan bagi mereka yang keluar dari jalur wasathiyyah, yaitu penganut pemikiran ekstrem yang kembali (returnis) dari daerah-daerah konflik, agar dapat menjadi warga negara yang baik. Al-Azhar al-Syarif dan para ulamanya serta kantor-kantor cabang Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) yang tersebar di beberapa negara siap melakukan itu.
  6. Perlu membuat desain program pendidikan yang dibangun atas dasar wasathiyyat Islam dan nir-kekerasan, dengan target sasaran anak-anak yang akan menjadi harapan masa depan, dalam upaya membangun dan melindungi mereka dari pemikiran ekstrem yang bertentangan dengan wasathiyyah. Dalam hal ini, OIAA siap berbagai pengalaman dan mendukung secara substansi keilmuan.
  7. Wasathiyyah Islam adalah metode dalam beribadah, bermuamalah, praktik ekonomi, sosial dan seluruh aspek kehidupan lainnya. Selain itu, wasathiyyah adalah solusi dalam menghadapi Islamofobia yang muncul akibat beberapa aksi terorisme, pertumpahan darah dan problematika lainnya.
  8. Perlu menyelenggarakan seminar dan konferensi, serta memanfaatkan berbagai media sosial dalam melakukan propaganda wasathiyyah dan counter pemikiran ekstrem. Selain itu juga perlu memberikan bimbingan bagi pemuda Muslim terkait situs-situs internet yang menyebarkan pemikiran ekstrem dan kekerasan.
  9. Wasathiyyah Islam memanusiakan dan memuliakan manusia, terlepas dari perbedaan agama dan keyakinan, menanamkan prinsip musyawarah dan keadilan sosial bagi seluruh penduduk suatu negara, menegaskan persatuan tanah air dan menanamkan loyalitas terhadap negara. Indonesia telah mengambil inisiatif baik dengan menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai dasar negara yang tercermin dalam Pancasila. Oleh karenanya, perlu terus dijaga dan dirawat.

Islamic Center NTB
Mataram, 28 Juli 2018

The post Inilah 9 Hasil Rekomendasi Ulama Aswaja Internasional Dalam Lombok Message appeared first on Ngaji Yuk!.

Brunei Darussalam Terapkan Hukum Mati Homoseksual dan Amputasi Pencuri

$
0
0
Brunei To Become First in Asia to Stone Homosexuals To Death. (Img: TRWWorld.com)
Brunei To Become First in Asia to Stone Homosexuals To Death. (Img: TRWWorld.com)

Pemerintah Brunei resmi memberlakukan undang-undang rajam hingga mati bagi para pelaku perzinahan dan hokomseksual, serta amputasi bagi pelaku pencurian.

Negara yang menganut monarki absolut itu diperintah selama 51 tahun oleh Sultan Hassanal Bolkiah. Brunei yang kaya minyak pertama kali mengumumkan KUHP baru pada tahun 2013, namun belum berjalan sepenuhnya.

Bolkiah yang kini berusia 72 tahun, adalah raja pemerintahan terpanjang kedua di dunia dan peringkat sebagai salah satu orang terkaya di dunia.

UU baru itu sebagian besar berlaku untuk Muslim, meskipun beberapa aspek juga akan berlaku untuk non-Muslim. Kebijakan menetapkan hukuman mati untuk sejumlah pelanggaran, termasuk pemerkosaan, perzinahan, sodomi, perampokan dan penghinaan atau pencemaran nama baik Nabi Muhammad.

Kebijakan ini juga akan memberlakukan hukuman cambuk publik yang ketahuan melakukan aborsi serta amputasi atas pencurian dan kriminalisasi yang mengekspos anak-anak Muslim pada kepercayaan dan praktik agama apa pun selain Islam.

Sultan pertama mengumumkan rencana UU itu pada tahun 2013. Pulau kecil berpenduduk mayoritas Muslim itu telah menerapkan hukuman secara bertahap, yang semuanya mulai berlaku pada Rabu(3/4) .

UU tersebut akan menjadikan Brunei negara pertama di Asia Timur atau Tenggara yang memberlakukan hukum pidana baru di tingkat nasional, bergabung dengan sebagian besar negara-negara Timur Tengah, seperti Arab Saudi.

The post Brunei Darussalam Terapkan Hukum Mati Homoseksual dan Amputasi Pencuri appeared first on Ngaji Yuk!.

Viewing all 45 articles
Browse latest View live